Halaman:Pahlawan nasional Frans Kaisiepo.pdf/65

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

51

Saya benar-benar terharu akan keteguhan dan kesetiaan rakyat terhadap cita- cita dan perjuangan bangsa serta sumpah sakti 28 Oktober 1928 yang berisikan ikrar: SATU NUSA, SATU BANGSA, SATU BAHASA, YAITU INDONESIA. Saya merasa bangga karena rakyat Saya di Kedelapan Kabupaten yaitu Merauke, Jayawijaya (Wemena), Paniai, Fak-Fak, Sorong, Manokwari, Teluk Cenderawasih, dan Jayapura (Yapen Waropen) dengan suara bulat telah menyatakn danmenetapkan bahwa rakyat dan wilayah Irian Barat tidak dapat dipisah-pisahkan lagi dengan negara Kesatuan Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Maka dengan demikian, penduduk dari kedelapan Kabupaten yang berjumlah 734.658 jiwa yang telah menyatakan tekadnya dan memutuskan dalam Dewan Musyawarah Pepera untuk tetap merdeka dalam lingkungan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah meliputi 9/10 dari seluruh penduduk Irian Barat yang berjumlah 800.000 jiwa atau lebih dari 90% dari seluruh penduduk yang berjumlah 800.000 jiwa tersebut. Selanjutkan Frans Kaisiepo mengatakan, bahwa Kabupaten Jayapura adalah merupakan Kabupaten yang terakhir yang melaksanakan Pepera dan Saya mengecewakan harapan rakyat. Pernyataan-pernyataan dari Rakyat Jayapura ini telah banyak yang Saya terima yang isinya antara lain ingin tetap merdeka dalam lingkungan keluarga besar Indonesia. Kita tidak akan terpisah lagi untuk selama-selamanya seperti yang telah diputuskan dalam sidang-sidang Musyawarah Pepera di Kabupaten kabupaten Merauke, Jayawijaya, Paniai, Fak-Fak, Sorong, Manokwari, Teluk Cenderawasih, dan Japen Waropen (Jayapura)...".

Dalam pidato sambutan yang disampaikan Soedjarwo Tjondronegoro SH., antara lain mengatakan: "... meskipun sudah diketahui hasil Pepera 90%. Menguntung kita dan tidak mungkin akan merubahnya tetapi Pemerintah dan rakyat Irian Barat ingin mengetahui pula suara dan sikap rakyat Kabupaten Jayapura. Sidang ini sebagai kunci penutup tidak mengecewakan sebab merupakan "Gong" terakhir yang menggema ke seluruh dunia mengdengung hasil gemilang Pepera di Irian Barat."

Kemudian dalam acara selanjutnya diberi kesempatan kepada para Anggota Dewan Musyawarah Pepera untuk memberi tanggapan dan pendirian. Ternyata ada 26 orang Anggota Dewan Musyawarah Pepera