Halaman:Pahlawan nasional Frans Kaisiepo.pdf/64

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

50

(1) Irian Barat adalah bagian mutlak dari Negara Kesatuan Republik Indonesia berwilayah dari Merauke sampai Sabang.

(2) Tidak mau dipisah-pisahkan dari Kesatuan Bangsa dan Negara Republik Indonesia

(3) Sanggup mempertahankan Kemerdekaan dankeutuhan persatuan Bangsa Indonesia dari Merauke sampai Sabang dengan segala kekuatan yang ada pada kita.

(4) Ingin meningkatkan usaha pembangunan Daerah Irian Barat dibawah pimpinan Pemerintah Republik Indonesia. 12

8. Kabupaten Jayapura

Para tanggal 2 Agustus 1969 adalah penyelenggaraan Pepera Kabupaten Jayapura dan kegiatan terakhir dari rangkaian kegiatan pelaksanaan Pepera di seluruh Daerah Propinsi Irian Barat. Untuk menyaksikan dari dekat jalannya Pepera ini hadir Duta Besar Austra lia, Jerman Barat, Selandia Baru dan Miyanmar.

Frans Kaisiepo dalam sambutannya antara lain mengatakan:

"... Saya sebagai Orang Tua dapat menghayati perjuangan saudara saudara sekalian Rakyat Irian Barat dalam merebut kemerdekaan bersama-sama dengan saudara-saudara kita dari daerah Indonesia lainnya dari tangan penjajah. Saya saksikan sendiri pada hari-hari menjelang Proklamsi 17 Agustus 1945 di Kampung Harapan (dahulu Kota Nica) di Jayapura ini semangat juang rakyat telah berkobar-kobar dengan dahsyat sehingga segala ancaman dari pihak penjajah tidak menggentarkan hatinya dan dengan berani berkumpul dan telah menyatakan bersatu dalam pernjuangan Kemerdekaan Indonesia yang maha hebat dan begelora dari Merauke sampai Sabang. Pada saat itu pula Saya saksikan betapa Irian Barat yang telah membangkirkan setiap insan putra Irian Barat berjuang melawan penjajahan. Semangat yang menyala-yala tersebut menyambar kesegenap penjuru daerah Irian Barat bahkan sampai keseluruhan Nusantara kita ini, karena 3 hari kemudian Proklamasi 17 Agustus 1945 bergelora keseluruh rakyat dan wilayahnya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.

______________________________________

12 Ibid, hal 257-261