Halaman:Pahlawan nasional Frans Kaisiepo.pdf/56

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

42

2.  Kabupaten Jayawijaya

 Frans Kaisicpo dalam sambutannya antara lain:

 Scbagai Gubernur Kepala Daerah Propinsi Irian Barat, juga sebagai Orang Tua dan Bapak Irian Barat ingin menanyakan kepada saudara-saudara sekalian anggota Dewan Musyawarah Pepera Kabupaten Jayawijaya, "Apakah saudara-saudara ingin tetap merdeka dalam keluarga besar Republik Indonesia atau tidak. Saya yakin, bahwa saudara-saudara telah mengenal dan mencintai Merah Putih, dan karena itu saya yakin satu keluarga Indonesia dan kita tidak ingin dipisah-pisahkan lagi seperti yang telah diputuskan dalam Sidang Dewan Musyawarah Pepera di Kabupaten Merauke pada tanggal 14 Juli 1969".

 Kemudian dalam acara selanjutnya diberi kesempatan kepada para anggota Dewan Musyawarah Pepera untuk memberikan tanggapan dan pendirian. Ternyata ada 18 orang Anggota Dewan Musyawarah Pepera yang memberikan tanggapan dan pendiriannya yang umumnya menyatakan "... Bagaimanapunjuga kami tetap bangsa Indonesia...".

 Akhirnya Sidang Dewan Musyawarah Pepera Kabupaten Jayawijaya yang ditandatangani oleh semua anggota yang hadir (sebanyak 175 orang) memutuskan sebagai berikut:

1) Irian Barat merupakan bagian mutlak dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang yang berbendera satu "Merah Putih ".

2) Rakyat Irian Barat tidak mau dipisahkan dari Bangsa Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.7

3. Kabupaten Paniai

Frans Kaisiepo dalam sambutannya antara lain menyatakan:

 "...Seperti sauar-saudara ketahui, bahwa rakyat dari kedua Kabupaten Merauke dan Jayawijaya (Wamena) yang seluruhnya berjumlah 310 ribu jiwa telah menyatakan tekadnya dan memutuskan dalam Sidang Dewan Musyawarah Pepera untuk tetap merdeka di dalam lingkungan


7) Salikin Soemowardojo dkk. Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera), Pemerintah Daerah Propinsi Irian Barat, Djajapura, 1972, hal. 115-117