Halaman:Mustikarasa.pdf/74

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

lagi tergabung dengan asam cholorogen. Gabungan ini dapat mudah dipetjah oleh panas.

Caffeine tidak memberi sesuatu rasa pada kopinja, dari itu kopi jang dibuang caffeinenja rasanja masih tetap baik. Caffeine mempengaruhi urat sjaraf sedemikian rupa, sehingga orang jang meminumnja selalu berada dalam keadaan aktief, sukar untuk ditidurkan. Kopi itu baik untuk diminum pagi hari; pada malam hari djangan banjak minum kopi.

Jang menjegarkan badan didalam kopi adalah hasil² pembakaran seperti furfural, aceton, asam acetat, amoniak, pyridin, trimetylamin, asam formiat dan resorcin.

Kopi mengandung nuclein, suatu zat jang didalam perut dapat merangsang keluarnja sari perut, dan dengan begitu sangat berharga bagi pentjernaan makanan. Djika kopi diminum terlampau banjak akan mendebarkan djantung, menimbulkan rasa gemetar pada badan dan rasa tidak sabar. Orang lalu mengeluarkan banjak keringat. Bagi kanak² kopi ini menjadi kurang baik untuk dibiasakan diminum.

Djika beli kopi harus diingat bahwa bidji kopi jang kurang kering, djika disimpan lekas mendjadi penguk. Bidji jang baik adalah keras, djika digigit mudah petjah, warnanja hidjau kuning merata.

Bidji kopi mudah menjerap air dari udara; djika dibiarkan dalam tempat terbuka, mutunja akan lekas mundur.

Air kopi jang baik didapat dari bidji-bidji jang baik, jang digoreng dahulu 15 hingga 20 menit lamanja, lalu digiling halus. 10 gr bubuk dituangi air mendidih sebanjak 200 cc. Didiamkan 5 menit lamanja.

Bubuk kopi dapat dipalsukan dengan gorengan bidji djagung, bidji lamtoro, bidji kedele, tepung dsb., bahkan tempo² ditjampuri gosongan batu bata. Hal jang demikian ini dapat dilihat dibawah microscope. Dari itu belilah selalu bubukan kopi jang digiling ditoko dimuka pembeli.

Dalam penjimpanan, bidji kopi dapat diserang oleh bubuk Oreacerus dan lain². Biji kopi jang mentah mengandung caffein 3,5% dan jang sudah mendjadi bubuk 3,4%.

2. Teh.

Jang dipakai adalah daun jang muda, jang setelah dilajukan lalu digiling dan kemudian difermentasikan. Sesudah itu daun dikeringkan dalam alat pengering. Jang dinamakan teh hidjau dibikin tanpa fermentasi, warnanja tetap hidjau, sedang teh jang difermentasikan warnanja tjoklat tua sampai hitam.

66 Mustikarasa