pajak. Namun karena masalah ini tidak diselesaikan secara arif, akhirnya masalah ini membesar dan menjadi pertikaian berdarah.
Seperti yang disebutkan di awal, bahwa tiga dari keturunan Raden Pratanu setelah dewasa menjadi penguasa daerah. Meskipun ketiganya memiliki kekuasaan, namun pusat kekuasaan tetap berada di Arosbaya mengingat orang tua dari kelima penguasa tersebut adalah penguasa Arosbaya. Ketika Raden Pratanu mangkat, pengganti yang ditunjuk adalah Raden Karo atau Pangeran Tengah. Secaraotomatis, Pangeran Tengah memiliki kekuasaan yang melebihi dari kedua saudaranya. Sebagai Raja yang mengepalai raja-raja yang berada di bawahnya, adalah hal biasa apabila raja kepala tersebutmengumpulkan pajak dari daerah bawahannya. Ini berlaku juga pada daerah dua saudara Pangeran Tengah yaitu Sampang dan Blega.
Suatu ketika, Pangeran Blega terlambat membayar upeti kerajaan kepada kerajaan Arosbaya. Penyebabnya adalah karena faktor musim yang tidak menentu yang menurunkan hasil panen. Alasan ini dimaklumi oleh Pangeran Tengah. Pada tahun berikutnya Pangeran Blega juga terlambat membayar uang upeti. Kali ini, alasannya bukan karena faktor alam, tapi karena faktor personal. Pangeran Blega yang merasa ditugaskan oleh ayahnya Raden Pratanu untuk menyebarkan agama Islam berpikir bahwa seorang pendakwah yang berjuang di jalan Tuhan seharusnya tidak dikenakan pajak. Raden Pratanu menggunakan qiyas bahwa seorang yang berada di jalan Allah atau fi sabilillah tidak dituntut untuk membayar zakat.
Keterlambatan kali kedua ini tidak dapat dimaklumi oleh Pangeran Tengah. Ila kemudian mengutus prajuritnya untuk pergi ke kerajaan Blega guna menagih uang upeti tersebut. Utusan kerajaan Arosbaya pun pergi menuju kerajaan Blega. Ketika mereka hampir sampai di pintu gerbang untuk masuk ke Kerajaan Blega tepatnya di sebuah tempat yang bernama bates (bahasa Indonesianya adalah batas), penjaga gerbang perbatasan rupanya menyadari kedatangan
mereka. Penjaga pintu gerbang yang berjumlah tiga orang tersebut melihat iring-iringan para utusan yang menunggang kuda lengkap dengan senjatanya lantas menghadang iring-iringan pasukan Arosbaya bermaksud menanyai ihwal kenapa pasukan Arosbaya
77