Lompat ke isi

Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/92

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

mengikuti jejak Patih Bageno berangkat ke Kudus. Keputusan sang Pangeran untuk belajar ajaran Islam di Kudus ini juga atas permintaan titipan Sunan Kudus kepada Patih Bageno untuk disampaikan kepada Raden Pratanu.

Sayangnya, ayahnya, Raden Pragalba, belum tertarik untuk masuk Islam. Berbagai macam rayuan dilakukan Raden Paratanu untuk menjadikan Raden Pragalba masuk Islam, namun rayuan Putra Mahkota ini tidak menggoyahkan hati sang Raja hingga tiba saatnya Raden Pragalba mulai sepuh dan sakit-sakitan. Sebagai seorang anak yang berbakti, Raden Pratanu terus menemani ayahnya sambil berupaya membimbing agar bersedia mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai syarat utama masuk Islam.

Pada suatu saat, Raden Pragalba tiba-tiba menganggukkan kepala ketika Raden Pratanu membimbingnya mengucapkan dua kalimat syahadat. Upaya mengangguk kepala ini sebagai isyarat bahwa Raden Pragalba setuju masuk agama yang dianut putranya dan mengucapkan dua kalimat syahadat dalam hati. Raden Paragalba meninggal setelah mengangeuk menunjukkan keimanannya, dan karena itu, Raden ini lantas dikenal sebagai Pangeran Onggu,' (raja yang mengangguk ketika dibacakan syahadat).

Selepas meninggalnya Raden Pragalba, Raden Pratanu meneruskan jejak ayahnya naik tahta Kerajaan Arosbaya. Untuk menemaninya menjadi penguasa Arosbaya, Raden Pratanu menikahi seorang Putri dari Pajang dan memperoleh lima orang keturunan yang kelak tiga di antaranya akan menjadi pemimpin dari tiga kerajaan. Adapun nama-nama dari anak Raden Pratanu adalah Pangeran Sidhing Gili yang memerintah di Sampang, Raden Koro yang bergelar Pangeran Tengah di Arosbaya, Pangeran Blega yang diberi kekuasaan di Blega serta Ratu Mas yang kemudian tinggal di Pasuruan dan yang terakhir adalah Ratu Ayu.

Di saat generasi kedua dari penerus dari Raja Pragalba sedang jaya-jayanya mengembangkan diri, timbulah kesalahpahaman antara Pangeran Blega dan Pangeran Tengah. Penyebab kesalahpahaman itu sebenarnya adalah hal sepele yaitu masalah keterlambatan membayar

76