berjalan beriringan dengan persenjataan lengkap dan dalam jumlah banyak.
Dihadang secara tiba-tiba membuat iring-iringan terkejut dan menyangka bahwa ketiga orang prajurit tersebut hendak berbuat tidak baik. Serta merta pasukan itu lantas menyerang ketiganya. Karena kalah jumlah, mereka lantas menunggangi kudanya dengan sangat kencang menuju ke Keraton Blega. Sesampainya di hadapan Pangeran Blega, ketiga prajurit penjaga pintu gerbang memberi tahu bahwa ada iring-iringan prajurit banyak sekali dan lengkap dengan senjatanya. Mereka menyebutkan juga bahwa ketiganya telah diserang oleh pasukan tersebut.
Mendengar apa yang disampaikan ketiga prajuritnya, Pangeran Blega menyuruh patih kepercayaannya yaitu Pangeran Macan Putih bersama beberapa prajuritnya untuk pergi ke perbatasan dan menemui iring-iringan tersebut. Sesampainya di sana, Pangeran macan putih menemui iring-iringan prajurit itu dan menanyakan apa gerangan tujuan mereka ke Blega.
Kepala iring-iringan mengatakan bahwa mereka ke Blega dalam rangka untuk menarik upeti dari Pangeran Blega sekaligus menanyakan alasan kenapa Pangeran Blega tidak mau membayar upeti kepada Arosbaya selama dua tahun. Pangeran Macan Putih yang masih terheran-heran akan keberadaan begitu banyaknya tentara hanya sekedar menarik upeti lantas menanyakan hal tersebut. Pertanyaan Pangeran Macan Putih membuat kemarahan kepala iring-iringan dari Arosbaya menjadi tersulut dan akhirnya mengajak bertempur. Pertempuran antara dua rombongan prajurit dua kerajaan tersebutpun terjadi.
Dilihat dari jumlah rombongannya, dapat langsung diterka rombongan dari kerajaan Blega pasti akan kalah. Ini terbukti karena beberapa saat setelah pertempuran, pasukan Kerajaan Blega menjadi terdesak. Mengetahui prajuritnya akan kalah Pangeran Macno Putih menjelma menjadi macan putih kembar dan bersama prajurit-prajurit yang datang bersamanya, ia mengamuk sehingga prajurit Arosbaya banyak yang terbunuh. Prajurit-prajurit lainnya yang selamat memilih menyelamatkan diri balik ke Arosbaya untuk melaporkan hal ini
78