Tapi hasilnya tetap sama. Jokotole merasa sangat tidak berguna karena tidak mampu membahagiakan istrinya. Dengan setengah marah, tongkat yang biasa dibawa istrinya ia tancapkan ke tanah. Tongkat itu lantas dicabutnya kembali ketika istrinya memanggilnya mendekat. Keajaiban terjadi. Lubang dari tongkat tersebut memancarkan air yang cukup banyak. Dengan gembira, Jokotole menarik tangan istrinya untuk mendekat. Istrinya tersenyum lebar merasakan ke Segoron air yang barusan keluar dari lubang tongkat tersebut.
Jokotole semakin gembira ketika menjumpai istrinya tertawa-tawa menjumpai sumber air itu mengalir semakin keras. Bagi Jokotole keceriaan istrinya adalah anugerah yang tiada tara. Beberapa saat kemudian, Jokotole mendengar istrinya berteriak dengan keras. Air yang keluar dari lubang, menyembur dengan deras ke wajah istrinya hingga menyebabkan wajah istrinya memerah. Takut terjadi apa-apa dengan istrinya, Jokotole mengajak Dewi Retnadi menjauh dari semburan air. Dewi Retnadi berkata ia tidak apa-apa. Ia bahkan berteriak sekali lagi, namun kali ini dengan penuh kebahagiaan karena akibat dari pancaran air yang mengenai matanya, matanya yang semula buta menjadi bisa melihat. la bisa melihat wajah suaminya yang ternyata sangat tampan. Kebahagiaan semakin bertambah di hatinya. Jokotole dan Dewi Retnadi memanjatkan puji syukur pada Sang Pencipta akan karunia yang tidak terduga ini.
Semakin lama, pancaran air yang keluar semakin besar dan menggenang seperti kolam. Jokotole lantas membiarkan istrinya berendam di kolam itu untuk beberapa saat, memenuhi permintaannya untuk mandi. Ketika istrinya telah puas berendam, mereka beranjak meninggalkan kolam itu. Kelak, ketika Jokotole kembali lagi ke tempat itu, kolam itu dan wilayah sekitar kolam itu oleh Jokotole itu diberi nama Socah. Socah adalah bahasa Madura yang berarti Mata. Mata yang telah sembuh dari kebutaan.
Jokotole dan Dewi Retnadi melanjutkan perjalanan ke timur. Jika sebelumnya Dewi Retnadi harus dituntun atau digendong oleh
Jokotole, maka sejak mata Dewi Retnadi sembuh, Dewi Retnadi mampu berjalan sendiri. Beberapa saat berjalan, Dewi Retnadi
62