Lompat ke isi

Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/77

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

menghancurkan Brawijaya sama halnya menghancurkan istrinya, juga Jokotole merasa mendapatkan Dewi Retnadi telah lebih dari cukup baginya. Mengetahui kebesaran hati kakaknya yang menurut Jokowedi telah banyak didzolimi, Jokowedi merasa bangga dan _berjanji melakukan apa saja untuk membahagiakan kakaknya tersebut.

Di Keraton Gersik, Jokotole ditawari untuk tinggal bersama dengan Jokowedi. Jokowedi juga menawarkan kepada Jokotole jika Jokotole berkenan, ia bisa mengangkat Jokotole menjadi Raja Gersik dan membagi Gersik menjadi dua bagian. Jokotole menolak tawaran Jokowedi dengan alasan ia belum berkeinginan menjadi raja dan memilih kembali ke Madura bertemu dengan ayah angkatnya Empu Kelleng serta meneruskan pencarian ayah kandungnya. Jokotole sangat berterimakasih kepada adiknya dan Jokotole mendoakan kebaikan pada adiknya serta supaya semua cita-cita adiknya dapat tercapai.

Setelah satu minggu berada di Gersik, Jokotole pun berpamitan pada adiknya untuk melanjutkan perjalan ke Sumenep. Perjalanan sampai ke pesisir diantar oleh adiknya dengan iring-iringan gamelan dan pasukan kebesaran Kerajaan Gersik. Sambil menggendong istrinya, Jokotole melanjutkan perjalanan dengan menumpang pada sebuah perahu. Setengah hari melakukan perjalanan, sampailah mereka di pelabuhan yang berada di ujung barat pulau Madura.

Selepas mendarat, Dewi Retnadi yang selama perjalanan merasa gerah karena berkeringat akibat kulitnya terkena cahaya matahari secara langsung, ingin mandi. Kulitnya yang terkena cacar semakin gatal. Selama berada di perahu, ia tidak menjumpai air yang cukup banyak untuk sekedar membasuh muka. Maka ketika sampai di darat, ia segera mengutarakan keinginannya untuk mandi.

Jokotole belum pernah mandi di daerah tersebut. Karenanya, setengah bingung ia berputar-putar mencari sumber air yang cukup untuk dibuat mandi istrinya. Tapi air itu tidak kunjung ia jumpai. Dengan wajah lesu, Jokotole kembali kepada istrinya dan mengatakan ia tidak menemukan air. Istrinya menatap Jokotole dengan penuh harap. Jokotole yang ditatap seperti itu merasa sangat kasihan pada istrinya dan mulai lagi mencari air dengan area yang lebih jauh lagi.

61