Lompat ke isi

Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/76

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

karena harus menggendong istrinya yang buta. Ketika Jokowedi yang juga memiliki kemampuan bertarung yang luar biasa, dibantu oleh tentara Kerajaan Gersik terjun ke kancah pertempuran, maka pertarungan berjalan dengan tidak imbang. Dengan mudah Jokotole dan Jokowedi menahan serangan tentara Majapahit. Tidak hanya menahan, mereka bahkan memporakporandakan formasi tentara penyerangnya. Tidak berapa lama, pertempuran pun selesai. Pasukan Majapahit yang ketakukan melihat kekuatan Jokotole dan Jokowedi akhirnya melarikan diri. Sang patih yang bersembunyi pun juga ikut memacu kudanya ke Majapahit. la pulang dengan perasaan malu dan dendam.

Ketika melihat Jokotole, Jokowedi begitu gembira. Dipeluknya saudaranya yang kini tumbuh besar dengan erat. Jokowedi kemudian diperkenalkan dengan Dewi Ratnadi. Keduanya langsung cepat akrab.

Jokotole dan istrinya diajak menginap ke Keraton Gersik. Di Keraton Gersik, Jokowedi dan Jokotole saling bertukar cerita. Jokowedi menceritakan bahwa selepas berpisah dengan Jokotole, Jokowedi kemudian dijodohkan dengan putri tunggal Baginda Raja Gersik, yaitu Raden Ajeng Sekar Kadatum yang parasnya sangat cantik. Setelah cukup lama mereka bertunangan akhirnya tiba saatnya pernikahan mereka. Pesta penikahannya diadakan selama empat puluh hari empat puluh malam. Setelah acara pernikahan, Baginda Raja yang merasa sudah sangat tua, memutuskan untuk menjalani hari tuanya dengan bersemedi dan menyerahkan pemerintahan kepada Jokowedi. Ketika diperintah Jokowedi, Gersik berada dalam masa-masa yang aman dan tentram. Selama Jokowedi memerintah, ia tidak lupa mengirimkan berbagai persembahan kepada kakek angkatnya yaitu Kiai Pademawu dan ibu angkatnya yaitu anak dari Kiai Pademawu.

Jokotole pun juga menceritakan banyak hal yang telah dialaminya. Termasuk juga bagaimana ia harus menikahi Dewi Retnadi dan fitnah yang dilakukan sang patih kepadanya. Mendengar cerita kakaknya itu, Jokowedi marah besar, dan berjanji jika Jokotole mengizinkan, ia akan membawa pasukan besar untuk meratakan Majapahit. Jokotole tidak merestui keinginan Jokowedi. Selain karena Prabu Brawijaya adalah ayah mertuanya yang tentu saja

60