Lompat ke isi

Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/73

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Mengetahui bahwa sang patih telah bohong, di depan banyak orang, patih tersebut dimarahi habis-habisan. Akibatnya, patih ini merasa sangat malu dan makin membenci Jokotole.

Atas jasa Jokotole, Raja pun menganugerahinya satu dari putri-putrinya. Putri itu bernama Ratna Dewi Maskumambang, putri Raja yang cantik dan halus tutur katanya. Mendengar Jokotole dianugerahi Putri Maskumambang yang merupakan simbol kecantikan istana, patih dan pembesar-pembesar kerajaan yang tidak suka kepada Jokotole membujuk Baginda Raja untuk membatalkan hadiah itu. Alasannya adalah Jokotole itu tidak jelas asal-usulnya dan jika nanti mereka menikah, pasti pamor baginda Raja Brawijaya bisa turun. Sang Raja pun terbujuk, tetapi Baginda tidak dapat mengingkari janjinya untuk menikahkan Jokotole dengan putrinya. Untuk menengahi masalah ini, akhirnya Jokotole dinikahkan dengan putri raja yang lain yang bernama Dewi Ratnadi yang buruk rupa serta buta karena cacar.

Jokotole dan Dewi Ratnadi beberapa saat kemudian dinikahkan. Jokotole meskipun dianugerahi putri yang buruk rupa dan buta, tetapi ia sangat bahagia. la merasa dikaruniai anugerah yang besar karena dapat menyunting putri dari keturunan raja besar di zamannya. Bagi Jokotole dan Dewi Retnadi, pernikahan ini membahagiakan. Sayangnya, bagi Putri Ratna Dewi Maskumambang, sangat menyakitkan. Ini disebabkan karena sejak dulu, Putri Ratna Dewi telah jatuh cinta pada Jokotole. Diceritakan bahwa Putri Ratna Dewi Maskumambang yang patah hati karena tidak jadi dijodohkan dengan Jokotole selalu menangis dan mengurung diri di kamar. Badannya bertambah kurus. Hingga pada suatu hari Prabu Brawijaya menengok keadaan putrinya itu dan berjanji akan mengabulkan apa saja yang diinginkan putrinya tersebut asalkan putrinya bisa senang kembali. Prabu merasa bersalah karena membatalkan perjodohan Retna Dewi dengan Jokotole. Putri Ratna Dewi Maskumambang mendengar ucapan sang Raja lantas meminta agar dirinya dijadikan pemimpin di Japan. Prabu Brawijaya menyanggupi permintaan ini dan mengangkat putrinya itu sebagai Ratu Japan. Dalam pemerintahannya, Japan menjadi daerah yang aman dan berkembang pesat.

57