Lompat ke isi

Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/72

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

berlangsung seharian penuh tapi akhirnya dapat dimenangkan oleh Jokotole. Raja Blambangan meminta pengampunan dan bersedia menyerahkan diri beserta permaisuri dan kedua putrinya yang tersisa untuk dibawa kepada Raja Majapahit.

Jokotole sampai di Majapahit dengan membawa Raja, Permaisuri dan dua putri Raja Blambangan yang tersisa. Kedatangan Jokotole dengan membawa bukti kemenangan yang gemilang membuat takut sang patih. Di pendapa istana, Jokotole disambut pelukan kegembiraan dari sang Raja. Di tempat itu, ia menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada sang Raja serta menyerahkan Raja Blambangan untuk dihukum.

Prabu Brawijaya menunjukkan welas asihnya dengan membiarkan Raja Blambangan hidup dan mempersilahkannya dirinya beserta istrinya kembali ke Blambangan dengan catatan, Raja Blambanagan tidak akan mengulangi lagi kesalahannya. Adapun untuk tiga putrinya, Prabu Brawijaya tidak mengizinkan mereka kembali ke Blambangan sebagai hukuman atas kesalahan sang Raja. Kelak putri-putri itu akan dinikahkan dengan pembesar-pembesar kerajaan Majapahit yang belum menikah.

Adapun permasalahan sang patih yang tidak jujur, Prabu Brawijaya kemudian mengumpulkan perwira-perwira dari dua pasukan patih yang ikut dalam penyerangan ke Blambangan untuk dimintai keterangan. Selain itu, pengumpulan itu dimaksudkan untuk melihat apa saja yang telah mereka lakukan selama penyerangan. Dengan mata kepala sendiri, sang Prabu melihat bahwa peralatan perang yang dibawa para perwira Jokotole berantakan dimana-mana. Pedang-pedang mereka sudah rompal, tumpul dan kotor oleh noda-noda darah yang mengering, Fakta ini menunjukkan bahwa pasukan Jokotole telah berangkat berperang dengan berani. Adapun pasukan sang patih, peralatan perang yang dimiliki mereka masih bagus dan tajam, seakan-akan mereka belum melakukan perang sama sekali. Atas kenyataan inilah baginda prabu menyuruh para perwira untuk jujur. Akhirnya setelah didesak, perwira sang patih mengakui bahwa seluruh pasukan mereka tidak ikut menyerang Blambangan dan datang setelah Blambangan ditaklukkan oleh pasukan Jokotole.

56