Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/94

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

92  B e r t e m o e   k o m b a l i.

astana, mempoenjai banjak harta dan boedak-boedak. Di itoe masa saja nanti dateng di Prilip, aken mengadep pada anak prempoean jang eilok serta moelia dari imam Reschid dan seraken semoea harta kekaja'an itoe di bawa kakinja nona Mrika, jang saja soeda merasa tjinta sedari berdjoempa pertama kali. Saja nanti bawa kau poelang ka astanakoe, dengen kasi pake segala pakean serta perhiasan jang inda, kasi kau berkwasa di atas diri dan harta saja semoea. Saja nanti rawati dan tjinta pada kau saoemoer idoep, dengen tiada piara laen istri atawa goendik. Tapi apa tjilaka, saja ini ada miskin, hingga itoe semoea niat tiada bisa kedjadian."
 Dengen paras jang beroba mera, Mrika soeda denger perkata'an-perkata'annja itoe officier moeda jang sopan, bidjaksana serta tjakep dandanannja.
 Maski tiada biasa denger perkataan-perkataan begitoe manis, hatinja Mrika soeda memoekoel kras dan badannja gemeter dengen merasa piloe.
 "Ja, saja tjinta pada kau," kata poela Mohamed Ali sambil dateng menghampirken dan pegang tangannja Mrika. „Sedari ini pagi saja tjoema ada satoe hadjat: mendapet balesan tjinta dari kau, boenga jang paling inda di Dibra, anak prempoean jang paling moelia dari seantero karadja'an Roum, jang saja nanti djoengdjoeng sebagi satoe Sultane dan jang saja nanti bela dengen njawa saja. Bilanglah sekarang, Mrika, apakah pengharepan saja ini tiada nanti mendjadi siasia dan apakah kau soeka