Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/95

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

B e r t e m o e   k o m b a l i   93

djadi penjoeloe dari pri pengidoepankoe jang glap dan djadi penawar dari segala kasoesahan hatikoe? Bitjaralah, bitjara, hati djiwakoe!"
 ,,Siapakah nama kau, effendi?" menanja Mrika dengen swara berbisik.
 —,Mohamed Ali."
 „Itoelah satoe nama jang beroentoeng!" kata Mrika jang aer moekanja lantas mendjadi terang. „Satoe nama jang nanti djadi kesohor serta terpoedji di dalem negri, sebab begitoelah djoega namanja pacha besar dari Egypte jang soeda melindoengken agama kita orang dan ampir dapet rampas tachta karadja'an di Stamboel. Mohamed Ali, satoe tempo nama kau nanti terpoedji di antara panglima panglima prangnja Padisha, nama toean nanti dapet kahormatan besar dan kau aken dapet gelaran pacha. Nama kau sadja soeda tjoekoep aken dapet segala kabesaran. Dan kamoedian kau nanti tinggal dalem satoe astana besar di tepi soengi Bosporus, kau nanti piara satoe harim dan idoep senang di tangannja nona-nona manis bangsa Cercasie dan Persie dan tiada inget lagi pada satoe anak prempoean hina seperti saja."
 „Tetapi itoe kekaja'an dan kasenangan tiada nanti saja dapet," menjaoet Mohamed Ali, „djika saja taoe kau ada idoep di tempat sepi dan tiada soeka idoep bersama saja. Selamanja saja nanti idoep beroentoeng kaloe ada bersama kau, jang moesti djadi boenga dari hati saja, seperti satoe permata moelia dari kapala pedangkoe dan sebagi