Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/49

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Dalem kaIangan familie baroe

45


»Emineh, hati djiwakoe," kata Ali pach, seraja pegang tangan istrinja. „Saja ada bawa kabar baek aken bikin girang hati kau."

„Apa kau soeda diangkat mendjadi wasir besar?" menanja itoe hanoem jang ampir tiada perdoeli pada bitjara swaminja.

„Boekan, tapi ada lebi baek dari itoe perkara," menjaoet si swami. „Kabesaran di dalem doenia gampang ilang seperti asep. Baginda Sultan sendiri poen masi gampang ilang kekwasa'annja, tapi peroentoengan baek di dalem roema ada lebi berharga dari sekalian harta doenia. Kita orang nanti dapet oentoeng baroe daiem roema kita dan boeat ini hal kita orang haroes bersoekoer pada Toehan jang maha kwasa."

„Sasoedanja soedarakoe, Mohamed meninggal, saja rasa dirikoe tiada bisa djadi beroentoeng lagi," menjaoet Emineh dengen swara sedi. „Dari masi ketjil saja soeda rawatin padanja, sebab oeiika ia diiahir iboekoe telah menoetoep mata. Saja ingin sekali ia bisa idoep beroentoeng sampe toea, dapet gelaran pacha, tetapi, adoe! itoe Pengharepan soeda djadi poetoes sama sekali!

Kombali hanoem Emineh menangis dan toetoep moekanja dengen kadoea tangan.

,,Dan sekarang Allah berboeat satoe perkara heran bagi kau," kata poela Ali pacha. „Toehan soeda ambil Mohamed dari kita orang, soepaja anak bisa bersenang di sorga. Sekarang Toehan jang maha moera koarniaken kita orang