Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/229

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Satoe gadis jang tjantik enz.

227


apa,” kata Sidoura poela dengen swara jang bikin hati djadi mengeres.
 —"Dan sekarang hamba dateng berdjoempa pada Toeankoe, Khalief dari sekalian kaoem Islam, aken bermoehoen Toeankoe poenja limpa rahim pada ajah hamba, jang doeloe ada pegang pangkat dan sekarang soeda dihinaken oleh panglima prang besar Toeankoe. Hamba bermoehoen ridlanja Toeankoe aken toeloeng pada ajah hamba dan hoekoem pada Mohamed Ali jang soeda menista Sanget pada ajah hamba. Saoemoer idoep hamba nanti djadi boedak Toeankoe Sjah Alam, saoemoer idoep hamba nanti bermoehoen berkahnja Allah bagi Baginda Padisha jang kesohor adil dan Soeda lama terpoedji di negri Dageestan."
 Sakoetika lamanja di itoe kamar mendjadi sanget Sepi. Sidoura tinggal berloetoet di depan divan dan Sultan Abdoel Hamid tiada bisa kasi penjaoetan. Roepa-roepanja Baginda mendjadi serba sala. Aken kasi sala pada Mohamed Ali pacha tjoema dari pengadoean begitoe roepa dari saorang prempoean, inilah tiada bisa. Baginda kenal betoel Mohamed Ali seperti saorang jang setia serta djoedjoer hati dan tiada nanti berboeat perkara tiada patoet. Baginda taoe betoel segala atoeran jang Mohamed Ali pacha ambil tentoe ada boeat kebaean negri an Sultannja, djoega Sultan mengarti, itoe rahajat Circasie dengen ajahnja Sidoura tentoe soeda seksa orang Bulgaar jang tiada bersala satoe apa dan jang haroes dilindoengken seperti laen-laen