Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/170

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

168 Katjinta'an ada lebi menang dari paksa'an.

doekoen meliatin telah meramalken, tjoema ini effendi bisa toeloeng Mrika dari satoe bahaja besar. Soeda lama Mrika ingin berdjoempa ampat mata pada ini orang moeda dan sekarang kainginannja bisa djadi.

 „Allah membri berkah pada kau, boenga dari negri Toerki!" kala Chefket dengan swara gemeter, kerna hatinja sanget soesa. „Ini malem saja merasa beroentoeng besar bisa ketemoe pada kau, nona eilok, bidadari jang moelia, boenga mawar jang haroem, jang sakean lama saja ada tjinta dan pandang dari djaoe dengen hati djoedjoer, seperti saorang tersesat jang ikoet djalannja mega di oedara pada waktoenja berdjalan tersesat di kiri kanan."

 ,,Slamet dateng, effendi jang moelia," menjaoet Mrika dengen swara aloes, hingga Chefket rasa sebagi djoega hatinja antjoer.

 „Angkau soeda toeroet perminta'ankoe," kata Chefket poela, „kau tiada kira bisa ketemoe pada saja jang tjinta pada kau lebi dari pada orang toeakoe sendiri, kendati ajahkoe ada bermoesoe pada ajah kau?"

 — „Apakah kita perdoeli dalem perkara perban­tahan di antara kita poenja orang toea berdoea?

 Djika saja berloetoet di hadepan ajahkoe aken minta ia bikin abis segala perkara bermoesoehan dari doeloe-doeloe pada ajah kau, bisa ditentoeken ia nanti loeloesken permoehoenan saja dan tiada satoe a p a lagi nanti djadi sangkoetan aken kita berdoea mendjadi soewami istri.