Halaman:Medan Bahasa 1956.pdf/19

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Dan hal ini kebanjakan kita djumpai pada kata bersuku tiga dengan suku ha ditengahnja. (Jang tidak misalnja: kelamarin — kemarin, demikian — dekian).

Lain keadaannja dengan bahasa Indonesia Kupang, penjederhanaan itu terdjadi djustru dengan menanggalkan suku-achirnja. Hal ini disebabkan karena pada bahasa Indonesia Kupang, tekanan suara itu terdapat pada suku kedua dari belakang. Tentang tjara tekanan suara ini kami tidak dapat memastikan apakah itu pengaruh dari bahasa-bahasa tadi. Memang mungkin sekali itu adalah pengaruh tekanan dari bahasa-bahasa suku; tetapi mengingat adanja pengaruh dari bahasa Barat, terutama Belanda, jang banjak terdapat didalam kata-kata maupun sedikit didalam susunan kata bahasa Indonesia Kupang, maka soal lama jang mempengaruhinja mendjadi meragukan.

Tjara menghilangkan suku achir itu kebanjakan terdjadi dengan sempurna, artinja seluruh konsonan dan vokal jang membentuk suku achir itu dihilangkan belaka; misalnja:


sadja mendjadi sa;

sudah " su;

beta " be:

pergi " pi (dari pigi);

sondé " son (Sondé dari zonder, jang lalu berarti ,,tidak" ).

Demikianlah tjara penjederhanaan itu disebabkan oleh tekanan suara, dan tentang kebutuhan untuk menjederhanakannja adalah disebabkan karena adanja desakan tempo.

Penjederhanaan dengan penjatuan/perubahan suku kata.

Ada pula penjederhanaan jang dilakukan dengan penjatuan dan perubahan suku kata, meskipun tidak meliputi djumlah jang besar. Lagi pula penjederhanaan setjara ini kebanjakan tidak terdjadi pada sebuah kata, melainkan sebagai penggabungan antara dua buah kata jang mengalami perubahan, seperti sering pula kita djumpai pada bahasa -bahasa Daerah lain (Bahasa Djawa: kakangemas — kangmas; ana ing ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ anèng/ènèng; bahasa Bali dan Djawa: mara ing — marèng/maring). Kata-kata itu misalnja:

kitong (kita orang ▬▬▬ kitorang ▬▬▬ kitong/ketong, artinja kita);

betong (beta orang ▬▬▬ betorang ▬▬▬ betong, artinja kami);
 
dong (dia orang ▬▬▬ diong ▬▬▬ dong, artinja dia);

besong (beta seorang ▬▬▬ besorang ▬▬▬ besong, artinja saja; kemudian berubah mendjadi kamu. Perubahan ini biasa, seperti sira Djawa Kuna dengan sira Djawa Baru dan Bali Halus);

den (dari dengan ; lai (dari lagi).

13