Halaman:Massa actie.pdf/60

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 56 —

jang beloem insaf sama sekali tak boleh tinggal diloear organisasi. Mereka mesti diadjak masoek kedalam perdjoangan ekonomi jang setiap waktoe berobah mendjadi perdjoeangan dihimpoenkan dalam Serikat2 sekerdja jang sebagai barisan tjadangan berdiri langsoeng dibawah pimpinan P.K.I.

Kaoem boekan boeroeh jang setengah insaf dan jang beloem insaf sama sekali dalam politik dan ekonomi ,djoega tergentjet mesti dihimpoenkan kedalam koperasi rakjat jang djoega sebagai garisan pembantoe berdiri langsoeng dibawah pimpinan P.K.I. dan S.R.

Demikianlah P.K.I. mesti mempoenjai beberapa organisasi serikat sekerdja, koperasi dan Serikat Rakjat jang tiap2 waktoe bermassa-aksi langsoeng dibawah pimpinannja P.K.I. dengan organisasi itoe jang semangatnja dipengaroeroehi soerat2 kabar partai dan serikat-sekerdja meroepakan lasjkar revoloesi nasional dalam perdjoangan imperialisme dan kapitalisme Barat.[1]

Djika satoe partai revoloesioner soenggoeh ingin mendjadi pemimpin massa di Indonesia terlebih doeloe partai itoe sendiri haroes dipimpin sebaik-baiknja. Organisasi partai ialah kesimpoelan dari beberapa soesoenan partai. Dengan perkataan lain ia boleh dikatakan djadi „tali njawa” dari partai, djadi jang „seperloe-perloenja", misalnja seperti penjoesoenan, latihan, pendidikan bagi pemimpin dan anggauta -anggautanja. Tambahan poela partai mesti berhoeboengan rapat dengan massa teroetama dalam saat jang penting, dengan segala golongan Rakjat dari seloeroeh kepoelauan Indonesia. Dengan tidak berhoeboengan seperti itoe, tak kan ada pimpinan jang revoloesioner


  1. Seorang anggauta P.K.I. seboleh -bolehnja seorang boeroeh atau boeroeh terpeladjar (tidak boerdjoeis). Ia mesti mengetahoei dan pandai menerangkan kommoenisme didalam teori dan perboeatan, taktik nasional dan internasional. Dipoentjak sekalian hal ini ia mesti lebih banjak dan lebih baik mengerdjakan pekerdjaan revoloesioner ; pekerdjaan menjoesoen dan mentjari teman. Seorang anggauta S.R. biasanja seorang jang boekan-boeroeh, tani, saudagar atau stoeden . Ia tak oesah melakoekan pekerdjaan revoloesioner sebanjak jang dikerdjakan anggauta P.K.I. Telah tjoekoep kalau ideologienja „anti impesialistis” dan menghendaki kemerdekaan nasional. Bilamana dipakai sistem „satoe partai”, kaoem boeroeh dan jang boekan boeroeh dihimpoenkan didalam organisatie revoloesioner didalam partai ini kaoem jang terlebih insaf dan boeroeh terpeladjar meroepakan „sajap kiri”. Sajap kiri ini djadi tenaga motor dari pergerakan Indonesia.