— 57 —
X. PEMANDANGAN PENDEK TENTANG GERAKAN KEMERDEKAAN DI INDONESIA
1. Kegagalan partai-partai boerdjoeis.
Sesoenggoehnja boekan kwaliteit pemimpin itė sendiri jang menje babkan maka partai2 boerdjoeis Indonesia „beriring-iringan patah ditengah” Pengandjoer seperti Dr. A. Rivai dan Dr. Tjipto nistjaja akan memegang rol jang djaceh berlainan sekali didalam gerakan kemerdekaan Indonesia, djika sekirannja disini ada kapital bsear kepoenjaan boemi poetera. Lambat laoen dgn sendirinja mereka akan sampai kepada Program Nasional Boerdjoeis jang dengan prantaraan satoe ,organisasi" dan taktik jang tjotjok, sebagian atau sama sekali dapat diwoedjoedkan.
Karena kapital besar boemipoetera tidak ada, Program Nasional dan organisasi mereka sebagai partai boerdjoeis ta' koeat hidoep langsoeng. Mereka dibesarkan oleh pendidikan boerdjoeis setjara Barat hingga tidak ada perhoeboengannja dengan massa Indonesia, dan tidak berperasaan akan mentjari logica oentoek mendapat program nasional jang proletaris. Partai boerdjoeis jang didirikan dengan perlahan-lahan lenjap sama sekali hidoep enggan mati ta' maoe atau ,namanja” sadja jang hidoep teroes.
a). Boedi Oetomo.
Boedi Oetomo didirikan tahoen 1908 satoe partai jang semalas-malas nja diantara sekalian partai2 boerdjoeis di Indonesia. Karena kemaloean nja seperti seekor binatang jang pemalas, maka ia berasa sombong oemoer nja pandjang. Karena ia ta' mendapat tjara2 aksi boerdjoeis jang radikal dan tidak berani mendekati dan menggerakkan rakjat. maka dari dahoeloe sampai sekarang kaoem B.O. menghabiskan waktoe dengan pekerdjaan manggil-manggil arwah jang telah lama meninggal doenia. Boro boedoer jang kolot wajang dan gamelan jang merana semoeanja boeah „keboedajaan perboedakan” ditambah dan digembar-gemborkan mereka siang dan malam. Didalam lingkoengan sendiri” kerapkali doekoen2 politik itoe menjoeroeh Hajam Woeroek Hindoe itoe radja Hindoe atau setengah dengan lasjkarnja jang koeat berbaris dimoeka mereka. Tetapi diloear koempoelan gaib itoe seboleh-bolehnja dibitjarakan soal2 jang ta’ berbahaja. Didalam kongres B.O. berkali-kali (sampai mendjenoekan) keboedajaan dan seni Djawa (?) dibitjarakan Soal penting jaitoe jang mengenai penghidoepan rakjat di Djawa djangan dikata lagi diseloeroeh Indonesia - ta' pernah disintoeh, djangankan diperbin-tjangkan mereka. Beloem pernah barangkali diadakannja aksi oentoek memperbaiki nasib Pak Kromo jang boekan hidoep dizaman keemasan Modjopahit, tetapi didoenia kapitalistis jang ta' memandang boeloe. Kelandjoetan Omoer B.O. sebagian besar diperolehnja dari „mantera2" pemimpinnja, hasil permai nan matanja dengan pemerintah dan dari hasil kelemahan teman seperdjoeangannja. Satoe semangat kosong seperti B.O. dapat diterima oleh satoe pemerintah seperti Belanda itoe. Selain dari itoe B.O. tidak ada menimboelkan tjita2 „ kebangsaan Indonesia ”Fantasi, „Djawa-Raya”, ja'ni bajangan pendjadjahan Hindoe atau setengah Hindoe terhadap bangsa Indonesia sedjati, langsoeng atau tidak, menjebabkan timboelnja keinginan kepada Soematera Raya, Pasoendan Raya atau Ambon Raya dll.