Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 04.pdf/7

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

kan bangsat she Siangkoan itu, membuat hidupku selandjutnja menderita sekali! Itulah kedjadian dipegunungan Thian-san!” dan setelah berkata begitu, Peng Bin Koay-hiap menghela napas lagi, sepasang alisnja telah berkerut, tampaknja dia sedang berpikir keras untuk mengingat-ingat pengalaman jang telah dialaminja!

Ho Ho djuga mengawasi sadja manusia muka djelek ini dengan tatapan mata jang tadjam sekali. Dia djadi sebal Peng Bin Koay-hiap begitu lambat mentjeritakan segalanja.

„Sebetulnja pada malam Tjap go, disaat itu djago-djago dari berbagai rimba persilatan tengah berkumpul dipegunungan Thian-san. Aku bersama dengan isteriku jang bernama — — jang bernama ——.” tampaknja Peng Bin Koay-hiap ragu-ragu untul menjebut nama isterinja, namun setelah mengawasi Ho Ho dengan bengis dan menghela hela napas satu kali, dia melandjutkan djuga perkataannja: „Isteriku bernama Pek Lian Siang, dia seorang djago wanita jang bebat sekali kepandaiannja! Kami sebetulnja terkenal sebagai pasangan pendekar jang ditakuti oleh orang-orang Bulim — — — — — namun, pada hari itulah kami menemui hari naas kami! Dengan tidak terduga, segalanja djadi katjau balau dengan muntjulnja manusia bangsat she Siangkoan itu, jang membuat kami djadi kutjar-katjir

berantakan, keluargaku djadi hantjur — —!”

L.M.Arwah - 4.

7