Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 04.pdf/6

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Ho Ho tidak mengatakan apa-apa, dia hanja mengawasi Peng Bin Koay-hiap sadja seperti djuga sedang menantikan dengan tidak sabar dimulainja tjeritera dari manusia bermuka djelek ini.

Pada saat itu. Peng Bin Koay-hiap dengan memperlihatkan wadjah jang murka bukan main, mengandung kemarahan jang sangat, telah menundjuk kearah mukanja jang rusak.

„Kau lihat, mukaku rusak dan djelek sekali. bukan?” bentaknja dengan suara jang bengis. „Dan kau djuga telah melihat tubuhku jang bongkok ini. bukan? Nah, semua ini adalah basil pekerdjaan ajahmu — —! Mukaku rusak disebabkan dia; tubuhku bertjatjad mendjadi bongkok disebabkan dia djuga!”

„Tadi kau mengatakan ingin mentjariterakan segalanja dengan djelas perihal kau bentrok dengan ajahku! Lalu sekarang malah kau mengotjeh tidak keruan membitjarakan segala mukamu jang djelek dan tubuhmu jang bongkok?” tegur Ho Ho dengan sengit, hatinja mendongkol karena si djago tua bermuka djelek Peng Bin Koay-hiap ini tidak segera memulai tjeriteranja.

Peng Bin Koay hiap tertawa dingin, sikapnja angkuh sekali.

„Dua puluh tahun jang lalu. sebetulnja tubuhku gagah dan mukaku sangat tjakap sekali, biarpum usiaku telah mentjapai

tiga puluh delapan tahun! Tetapi disebab

6

L.M.Arwah — 4.