Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 04.pdf/8

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

„Kau tjeriterakan jang djelas, satu persatu, aku ingin mendengarnja dengan djelas. Djanganlah kau bertjeritera sambil ditambahi oleh otjehanmu!” kata Ho Ho dengan sengit.

Pen Bin Koay hiap telah tertawa dingin lagi.

„Baik! Sekarang aku akan mulai mentjeriterakannja benar-benar, kau dengarkanlah baik-baik — —” sahut Peng Bin Koay hiap. „Waktu itu, semua djago- djago berkumpul dipegunungan Thian-san untuk mengadakan pie-bu, (adu kepandaian ilmu silat, bertanding untuk menentukan kepandaian siapa jang lebih tinggi), dan dengan sendirinja. jang datang kepegunungan Thian-san, semuanja terdiri dari djago-djago silat jang ternama. Mereka datang ketempat itu guna turut serta memperebutkan gelar djago nomor wahid didalam rimba persilatan! Hari itu. pada hari pertamanja telah turun kegelangang dua djago tua jang telah bertanding. Mereka hanjalah sebagai pembuka atjara sadja, bukan benar-benar bertanding. sebab belum lagi ada salah seorang diantara mereka jang terkalahkan, mereka telah berhenti bertanding dan mempersilahkan djago-djago lain nja untuk naik keatas luitbay melandjutkan pertandingan - —!”

Dan Peng Bin Koay hiap mentjeriterakan segala kedjadian pada saat itu dengan djelas, dia mentjeritakan kadang-kadang dengan disertai oleh hawa emosi dan kemarahan

dihatinja jang meluap -- jang

8

L.M.Arwah - 4.