demikian, adalah tindakan yang bijak untuk memutuskan bahwa mereka sendiri harus bertanggung jawab atas kontribusi mereka.22
Terutama dalam proyek kolaborasi besar dengan banyak penulis seperti Wikipedia, pendekatan lisensi terpusat atau pengelolaan hak yang terpusat bisa jadi sangat sulit. Hal ini juga dapat terjadi pada proyek yang lebih kecil. Sebagai contoh, hal ini dapat terjadi pada sebuah lembaga penelitian yang ingin menerbitkan sebuah antologi di bawah lisensi CC yang berisikan artikel dari 20 penulis yang berbeda. Setelah beberapa saat berunding, ternyata para penulis tidak dapat menyepakati model lisensi yang akan digunakan. Saat beberapa penulis tidak setuju dengan lisensi publik sama sekali, ada pula beberapa penulis yang ingin mengirimkan artikel yang sebelumnya pernah disebarluaskan di dalam jurnal. Kondisi yang terakhir tidak memungkinkan penggunaan lisensi Konten Terbuka, karena penulis telah memindahkan hak ekslusif mereka kepada penerbit sebelumnya dan penulis hanya memegang hak non-eksklusif untuk menerbitkan kembali artikel tersebut. Di antara mereka yang setuju dengan penggunaan lisensi Konten Terbuka, beberapa penulis mendukung lisensi yang cukup terbuka, misalnya CC BY, sedangkan yang lain ingin memegang hak eksklusif untuk menggunakan ciptaan secara komersial dan karena itu mendukung pendekatan CC BY-NC.
Dalam model tidak terpusat, setiap penulis bisa memutuskan secara individual tentang lisensi yang akan diberikan atas tulisan mereka.23 Mereka yang mendukung lisensi Konten Terbuka dapat menyebarluaskan artikel mereka di bawah lisensi publik. Untuk para penulis lainnya, mungkin mereka ingin tetap memegang hal eksklusif secara keseluruhan. Model terpusat, sebaliknya, akan membutuhkan sebuah lembaga untuk menegosiasikan kesepakatan lisensi individual dengan setiap penulis. Upaya demikian akan memakan waktu dan uang.
Di sisi lain, ada berbagai alasan untuk memiliki satu lembaga pemberi lisensi yang terpusat. Salah satu contohnya, akan lebih menguntungkan bagi penerbit komersial untuk menampung semua hak. Terutama dalam proyek kolaborasi besar dengan banyak penulis, keputusan mendasar tentang skema lisensi akan jauh lebih mudah untuk dicapai daripada pada model tidak terpusat, di mana setiap pemegang hak cipta harus meminta izin agar dapat, misalnya, mengubah lisensi proyek. Secara umum, jika keputusan penting tentang lisensi, strategi pemasaran, atau model bisnis bergantung pada persetujuan dari sejumlah individu, masalah pasti akan muncul, karena struktur pengambilan keputusan tersebut sangatlah tidak terduga dan sulit untuk dikendalikan.
Intinya adalah keputusan tentang cara penyebarluasan ciptaan dan skema lisensi perlu dipertimbangkan dengan baik. Setiap konsep lisensi memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan terhadap satu sama lain. Hal ini sangatlah penting karena keputusan tersebut tidak dapat dengan mudah dicabut dan kemungkinan besar akan berpengaruh besar kepada keberhasilan proyek.
G) KELEMAHAN PENYEBARLUASAN KEMBALI
Pemberi lisensi harus memastikan bahwa lisensi Konten Terbuka yang mereka gunakan tidak melanggar hak pihak ketiga. Secara khusus, penyebarluasan kembali atas sebuah ciptaan yang telah disebarluaskan secara komersial dapat menimbulkan masalah. Penerbitan tulisan dalam jurnal atau koran, sebagai contoh, seringkali mengharuskan pemindahan hak eksklusif kepada penerbit atas tulisan yang ingin diterbitkan. Dalam situasi seperti ini, penyebarluasan kembali di bawah lisensi Konten Terbuka tidak dapat dilakukan, kecuali dengan persetujuan dari penerbit. Jika tidak, penulis akan melanggar hak eksklusif dari penerbit, meskipun pelanggar hak tersebut adalah penulisnya sendiri (masalah yang disebut self-plagiarisme, jika terjadi, terpisah dengan hak cipta).
Berdasarkan alasan tersebut, dalam membuat proyek Konten Terbuka, para pencipta harus secara jelas menyatakan bahwa
24
PENGETAHUAN DASAR TENTANG LISENSI KONTEN TERBUKA