Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/83

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Novel yang memiliki latar belakang kehidupan masyarakat Minang memperlihatkan dengan jelas cara pandang orang Minang terhadap diri mereka, Hal tersebut dapat terlihat dari aspek sebuah novel, baik aspek alur, latar, maupun penokohannya.

4.1. Alur

Salah satu aspek untuk memahami konflik yang terungkap dalam novel berlatar Minangkabau periode 1920—1940 adalah melalui alur. Alur yang dimaksudkan di sini adalah dalam pengertian perkembangan kausal dari peristiwa cerita, dan kelogisan hubungan antarperistiwa yang dikisahkan dalam karya naratif yang bersangkutan. Dari rangkaian peristiwa itulah dapat dilihat adanya konflik Sebagai konsep estetika yang menjiwai novel tersebut.

Ada tiga kerangka berpikir yang menjiwai alur novel berlatar Minangkabau. Pertama, pertentangan antara kecenderungan harmoni dan disharmoni, pertentangan antara konflik dan penyelesaian. Kedua, pertentangan antara kecenderungan harga diri dan balas budi. Ketiga, pertentangan antara yang lama dan yang baru, yang mengacu pada konsep sejarah orang Minang yang mengalami perkembangan secara spiral.

4.1.1 Konflik antara Harmoni dan Disharmoni

Pertentangan antara harmoni dan disharmoni yang menjiwai kehidupan orang Minang tercermin dalam beberapa novel yang menjadi sumber data penelitian ini. Dalam novel Merantau ke Deli terlihat adanya gambaran peristiwa yang menunjukkan adanya pertentangan antara keinginan untuk memperbaiki kehidupan, yang tergambar dalam diri tokohnya, dalam hal ini Leman, dan takdir kehidupan yang telah digariskan oleh Tuhan. Leman sangat meyakini bahwa di balik kesusahan yang ditakdirkan Tuhan bagi dirinya ada kemudahan hidup yang jika diperjuangkan dengan keyakinan Yang penuh akan mendatangkan hasil seperti yang diharapkan.

71