Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/82

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

matrilineal laki-laki berada pada posisi sosial yang terombang-ambing. Laki-laki berada pada posisi yang terkatung-katung antara dua tanggung jawab yang mendua. Laki-laki diharuskan merantau, meninggalkan rumah, meninggalkan anak, kemenakan, kaum kerabat, dan kampung halaman yang dicintai untuk memperlihatkan rasa tanggung jawabnya sebagai laki-laki.

Ketegangan antara kecenderungan disharmoni dan harmoni yang pada akhirnya menimbulkan konflik, sejajar pula dengan konsep orang Minang mengenai adat dan sejarah. Konsep adat dan sejarah masyarakat Minang mengalami perkembangan secara spiral. Konsep tersebut diilhami oleh proses perkembangan alam "patah tumbuh, hilang berganti". Suatu proses yang sewajarnya terjadi serta membuktikan bahwa sesuatu yang patah akan tumbuh kembali dan sesuatu yang hilang harus diusahakan gantinya. Hukum perkembangan yang bersifat spiral tersebut mengandung makna bahwa dahan dan buah baru yang tumbuh dan menggantikan dahan dan buah yang lama itu tidaklah berbeda, tetapi sesungguhnya merupakan sesuatu yang baru. Akan tetapi, konsep perkembangan secara spiral itu juga telah melahirkan ketegangan antara sifat permanen dan perubahan antara yang lama dan baru.

Alam pikiran masyarakat Minang yang penuh dengan konflik tersebut tentu sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Minang. Hal itu terlihat jelas dalam diri orang Minang dalam menatap dan memahami kehidupannya. Konflik yang membangun alam pikiran orang Minang menjadi perspektif yang khas, sesuatu yang istimewa, bagi masyarakat Minang dalam mengatur dan menjalani kehidupannya.

Wujud dari pengamatan dan pemahaman kehidupan tersebut tidak saja dipraktikkan dalam dunia nyata keseharian mereka, tetapi juga dituangkan dalam bentuk karya sastra, seperti novel. Novel bisa menjadi media yang menghubungkan kenyataan dalam kehidupan nyata dengan pemahaman terhadap kehidupan. Pemahaman tersebut membawa manusia pada kearifan dalam menyikapi hidup di dalam kehidupannya.

70