Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/81

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

BAB IV

ANALISIS KONFLIK:

KONSEP ESTETIKA

NOVEL BERLATAR MINANGKABAU

Orang Minang memiliki kecenderungan untuk hidup dalam alam pikiran yang penuh dengan konflik. Konflik tersebut terjadi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Minang, baik di dalam lingkungan yang lebih besar maupun konflik yang terjadi di dalam lingkungan yang lebih kecil. Di dalam lingkungan yang lebih besar, konflik tersebut dapat berupa pertentangan antara kecenderungan disharmoni dan harmoni. Kecenderungan disharmoni tersebut terbangun oleh konsep harga diri, malu, dan kehidupan bersuku-suku. Sementara itu, kecenderungan harmoni terbangun oleh konsep budi dan sistem perkawinan eksogami. Pertentangan antara dua unsur yang berlawanan inilah yang sering melahirkan konflik di tengah masyarakat Minang.

Dalam lingkup yang lebih kecil konflik tersebut sering muncul dalam berbagai aspek kehidupan lainnya, seperti konflik antara kehidupan kampung dan rantau serta konflik antara mamak dan kemenakan. Konflik tersebut sering terjadi

pada diri laki-laki Minang. Hal itu disebabkan dalam sistem

69