Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/34

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Abdul Muis, dalam Salah Asuhan, mengangkat persoalan kehidupan kaum pribumi yang bergaul dengan bangsa Belanda, yang dididik secara Belanda sehingga mempunyai perangai yang sombong dan angkuh. Keinginan seorang pribumi untuk dianggap sama atan sejajar dengan orang Belanda menjadi inti dari segala persoalan yang melahirkan konflik dalam novel yang merupakan salah satu roman yang lahir pada masa angkatan 20-an, yang diterbitkan pertama kali oleh Balai Pustaka pada tahun 1928. Penolakannya terhadap kebiasaan dan adat yang berlaku di negerinya, termasuk persoalan perkawinan, menjadi dasar hadirnya konflik. Novel itu juga mempermasalahkan kesetiaan seorang istri pada suaminya serta cinta kasih antara dua orang yang berlainan bangsa.

Satu-satunya novel yang ditulis oleh pengarang wanita adalh Kalau Tak Untung karya Selasih. Roman ini merupakan karya sastrawan Pujangga Baru yang diterbitkan pertama kali oleh Balai Pustaka pada tahun 1934. Novel itu mengetengahkan persoalan nasib seorang wanita yang cinta kasihnya selalu mendapat halangan dan rintangan. Konflik lahir dari rangkaian peristiwa yang menimpa Rasmani yang selalu dikecewakan oleh Masrul yang sangat dicintainya.

Sengsara Membawa Nikmat yang merupakan roman adat karya Tulis Sutan Sati yang diterbitkan pertama kali oleh Balai Pustaka pada tahun 1929. Novel itu mengangkat tema kesabaran dan ketabahan seorang pemuda dalam menghadapi cobaan dan penderitaan hidup. Rangkaian peristiwa yang menimpa Midun menjalin konflik yang muncul dalam novel tersebut.

Dari sepuluh novel yang menjadi data penelitian ini, dapat diklasifikasi bahwa sebagian besar novel tersebut mengangkat persoalan perkawinan. Sembilan buah novel mengetengahkan persoalan perkawinan dari berbagai sudut pandang Tuntutan terhadap bentuk perkawinan yang ideal. pandangan masyarakat terhadap perkawinan antara dua anak manusia dari latar belakang budaya yang berbeda serta kehidupan rumah tangga dalam sistem perkawinan eksogami

22