Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/182

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

suaminya dan menikah lagi dengan laki-laki lain, ia masih mampu bertahan. Ia sanggup menahan godaan tersebut dan tetap setia kepada suaminya.


Kemampuan serupa juga diperlihatkan oleh Sitti Nurbaya. Ia mampu memutuskan untuk menikah dengan Datuk Maringgih demi keselamatan ayahnya dan kemudian dengan berani pula memutuskan berpisah dengan laki-laki yang telah menghancurkan kehidupannya itu.


Sekarang ayahku tak ada lagi, putus pula sekalian tali yang mengikatkan aku kepadamu. Janganlah engkau harap, aku akan kembali kepadamu. Manusia sebagai engkau, tiada layak bagiku. Daripada bersuamikan engkau, terlebih suka aku bersuamikan anjing. Nyah engkau dari sini! Tiada sudi aku memandang engkau sebelah mata pun, terlebih daripada aku melihat najis. Cis! Ceraikan aku sekarang ini juga! Jika tiada, bukanlah laki-laki (Rusli, 2002:155).

Selain memperlihatkan keperkasaan sebagai seorang wanita, sosok Sitti Nurbaya juga digambarkan memiliki karakter biologis yang menarik. Ia digambarkan sebagai seorang gadis yang memiliki penampilan fisik yang menarik, yang tentu saja sangat disukai oleh laki-laki. Ia digambarkan sebagai wanita yang cantik dan elok, seperti tergambar dalam kutipan berikut ini.

Alangkah elok parasnya anak perawan ini, tatkala berdiri sedemikian! Seakan-akan dagang yang rawan, yang bercintakan sesuatu, yang tak

mudah diperolehnya. Pipi sebagai pauh dilayang, yang kemerah-merahan warnanya kena bayang baju dan payungnya, bertambah merah rupanya, kena panas matahari. Apabila ia tertawa, cekunglah kedua pipinya, menambahkan manis rupanya; istimewa pula karena pada pipi kirinya ada tahi lalat yang hitam. Pandangan matanya tenang dan lembut,

170