Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/181

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

tersembul ujungnya yang berikat dengan kain taf di bawah selendang sutera, yang menutupi kepalanya dan kedua belah telinganya. Sebelah ujung selendang yang berwarna merah dan bersulamkan benang sutera biru laut pinggirnya itu terjuntai di sisinya. Warna selendang itu membayang ke mukanya sehingga semakin berseri-seri parasnya. Ia memakai payung sutera Jepun, berbaju kurung daripada kain satin, berkain pekalongan dan berselop beludu yang bersulamkan manik-manik dan benang emas. Di dadanya tergantung sebuah medalium yang berantai emas dan bertatahkan permata intan yang kilau-kilauan dan gilang gemilang cahayanya. Sungguh bentuk badannya yang memang elok itu semakin bertambah molek-cantik oleh pakaiannya yang sederhana itu (Iskandar, 2003:11).


Alisnya yang seperti bentuk taji dan bulu matanya yang hitam sebagai semut yang beriringan itu... sangat bagus, ya, memang paras anak gadis itu tak ubah sebagai sekuntum bunga yang baharu kembang! Heran sekali-mengapa rupa Asnah dari sehari ke sehari bertambah-tambah elok di matanya? Bila gerangan ia telah membuka jalin rambut anak gadis itu? Rupa rambut itu makin lama makin panjang dan hitam juga. Tebal dan permai! Jarang bertemu rambut yang seperti itu. Dan betapa pula indahnya pakaian yang menutupi tubuh yang lampai, lemah-gemulai dan clok itu! (Iskandar, 2003:53).

Tokoh Ramalah dalam Karena Mentua juga memperlihatkan kejantanan mental tersebut. Di tengah godaan dan hasutan, serta paksaan ibunya untuk bercerai dengan

169