Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/151

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dengan seorang dalam perkauman dan persukuan (Iskandar, 2002:126-127).

Latar kehidupan sosial masyarakat sangat berpengaruh terhadap perilaku tokoh dalam novel berlatar Minangkabau. Masih dalam Karena Atentua, terlihat bagaimana pandangan masyarakat telah mengubah pola pikir Mak Amin yang hidup lama di rantau dan berbaur dengan beraneka ragam suku. Ja menerima kenyataan bahwa anaknya menikah dengan orang di luar suku Minang sebagai suatu kewajaran. Akan tetapi, pada akhirnya, ketika ia kembali ke lingkungan masyarakatnya sendiri dan kembali menghirup udara keminangkabauan, pandangannya langsung berubah. Ia mulai tidak menyukai menantunya, vang pada mulanya sangat disayangi. Sekarang ia menganggap menantunya sebagai Orang asing yang telah mencerahut anaknya dari akar budayanya. Pandangan masyarakat jugalah yang pada akhirnya membuat Mak Amin memaksa anaknya untuk menikah kembali dengan wanita dari kampung sendiri.

Mak Amin orang kampung tulen. Ia besar dan hidup di kampung, dalam adat-istiadatnya. Sebagaimana orang Minangkabau lain-lain, yang masih terkongkong teguh oleh adatnya, ia tak suka, bahkan jijik akan kawin campuran.Orang yang berbini “bangsa asing” itu dipandangnya kurang dan hina. Sebab tak laku di negerinya, maka terbuang ke negeri lain. Oleh sebab itu tentu saja lama dahulu Ramli bertukar pikiran dengan dia, maka mendapat izin akan kawin dengan Suriati, gadis Periangan itu. Lama, panjang lebar Ramli menerangkan, bahwa dalam perkawinan itu tiada memandang bangsa ini lebih baik dan bangsa itu kurang. Katanya, jodoh itu tidak terletak pada bangsa (Iskandar, 2002:143). Akan tetapi setelah ia balik ke negerinya kembali, setelah bergaul dengan orang seadat-selembaga dengan dia pula, perasaan keminangkabauan itu

139