Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/148

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

ke tengah laut, sehingga tampak beberapa buah pulau hilang-hilang timbul: jauh di tengah pulau Pandan dan dua buah agak ke tepi pulau Angsa (Iskandar, 2002:160).


Dalam Salah Pilih, kerealistisan latar terlihat, seperti yang tergambar dalam kutipan berikut.


Kadang-kadang mereka itu pergi berbiduk-biduk, mandi-mandi, berenang-renang dalam Danau Maninjau yang luas itu, dan kadang-kadang mengelilingi danau itu. Perjalanan itu adalah 11-12 jam lamanya. Amat senang hati mereka itu dalam perjalanan itu, sebab penglihatan sepanjang jalan sangat bagus dan permai. Rasa takkan puas-puas hati melihat sawah yang luas-luas, sedang padinya di tumpak ini tengah masak dan di tumpak itu tengah berperut, tengah menghijau serta di bagian lain baru ditanami dan sebagainya. Pemandangan itu pun disela-sela pula oleh ladang pala, kulit manis dan kopi. Kampung orang kedapatan sepanjang jalan. Rumah bulat, rumah lipat pandan, rumah gajah mengeram ada belaka. Ada yang beratap ijuk dan ada pula yaang beratap seng (Iskandar, 2003:38).


Kutipan di atas menggambarkan eloknya suasana Maninjau. Keelokan Danau Maninjau digambarkan oleh pengarang dengan runut dan jelas. Maninjau yang terkenal dengan danaunya yang luas, airnya yang biru dikelilingi oleh pepohonan hijau di sepanjang danau tersebut. Masyarakat di daerah pinggiran danau itu banyak yang memanfaatkan Danau Maninjau sebagai tempat pelepas lelah. Untuk menuju dan sampai ke sana, kita harus menempuh waktu yang cukup lama. Namun, itu semua tidak terasa karena kita dapat menjumpai pemandangan yang elok, sawah-sawah yang hijau, dan padi yang tengah menguning. Pemandangan alam136