Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/124

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

pekerjaan, yang bersangkut dengan ujud dan maksudnya. Kasar dan halus dikerjakannya dengan rajin dan giat (Iskandar, 2002:41).

Konsep harga diri bagi orang Minang merupakan konsep kultural yang sangat penting. Konsep ini menjiwai alur hampir semua novel yang menjadi data penelitian ini. Bagi orang Mimang harga diri yang terinjak-injak merupakan penghinaan, tidak saja terhadap diri, tetapi juga terhadap kaum kerabat. Akan tetapi, jika harga diri bertentangan dengan konsep budi yang membuat orang Minang harus membayar budi tersebut, harga diri menjadi tidak berarti. Mereka harus lebih mendahulukan konsep budi yang didukung oleh konsep periksa yang lebih mengutamakan kepentingan orang lain. Apa vang dilakukan, jika tidak menyenangkan orang lain, harus ditimbang dengan periksa.

Di dalam novel Karena Mertua, Ramalah dipaksa oleh ibunya untuk menikah lagi. Padahal, ia masih memiliki suami yang sah, yang terus menafkahinya. Karena desakan ibunya yang haus harta dan kehormatan serta didorong oleh rasa utang budinya pada ibu yang telah membesarkannya, akhirnya ia memutuskan untuk menerima permintaan cerai suaminya, Marah Adil. Walaupun pada dasarnya ia tidak menyukai perbuatan ibunya yang mengharuskannya menikah dengan laki-laki vang sudah memiliki istri dan tidak mau bermadu serta karena masih mencintai suaminya, desakan ibunya mengalahkan semuanya,

“Hum, tetapi aku anak kandung Ibu jua, bukan? Cuma pikiran dan perasaanku agak berlainan dengan pendirian Ibu. Akan tetapi sama dengan perasaan kebanyakan perempuan, yang tahu akan harga dirinya. Tak seorang jua perempuan yang suka bermadu atau dipermadukan. Walaupun belanja dipalut dengan emas perak dan dihiasi dengan permata intan berlian yang cemerlang cahayanya, oleh suami yang telah beristri dua tiga orang, namun ketenangan

112