Halaman:Kalimantan.pdf/283

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

(buruh harian atau borongan ) setjepat itu pula mereka melepaskan pekerdjaan „sementaranja”, lalu bekerdja ,,tetap" sebagai biasa. Begitulah mereka terus menerus dalam mentjapai nafkah hidupnja.

 Tjara pengambilan upah bergantung dengan matjam pekerdjaan, ada kalanja mahal dan adakalanja murah . Terhadap madjikan, mereka tak mengenal arti tuntutan, tahunja hanja kompromi, taksir-menaksir banjaknja upah. Bermatjammatjam pekerdjaan jang dilakukan oleh buruh liar ini, misalnja mengangkut getah, rotan, sirap, dan lain-lain, sumbernjapun demikian pula, kadang-kadang dengan tauke bangsa Tionghoa, kadang-kadang dengan bangsa sendiri, pedagang-pedagang hasil bumi jang datang dari daerah hulu, seperti jang banjak kedapatan dibandar -bandar Pontianak, Bandjarmasin dan Samarinda. Di Pontianak itu umumnja dibandar-bandar Kalimantan Barat, tjorak buruhnja agak lain,

 Demikianlah di Kalimantan, disamping buruh jang telah terikat dalam organisasi, tidak sedikit pula pekerdja -pekerdja liar, jang pekerdjaannja disamping memburuh kadang -kadang mendjadi petani, pedagang atau nelajan. Bunglon dalam dunia buruh, tetapi dalam arti-kata jang baik.

* * *

Penempatan Tenaga.

 Kantor Penempatan Tenaga di Kalimantan merupakan landjutan Arbeidsbeurs dari Sosiale Zaken dizaman Belanda, atau ,,Kantor Penempatan Tenaga" pada zaman Djepang, tetapi dalam hal pelaksanaannja dan wudjud jang dikandungnja telah banjak berbeda dari kedua masa diatas itu.

 Arbeidsbeurs pada zaman Hindia Belanda, bagi bangsa Indonesia hanja proforma belaka, didirikan untuk mengabui mata orang Luar Negeri, jang sebenarnja tidak mempunjai arti apa- apa bagi anak negeri sendiri. Tidak seorang pendaftarpun ditolong oleh kantor tersebut. Kantor-kantor dan perusahaan-perusahaan Belanda tetap menutup pintu bagi kebanjakan bangsa Indonesia, ketjuali buruh kasar dan pekerdjaan kuli dengan gadji beberapa pitjis sehari.

 Penempatan Tenaga dizaman pendudukan Djepang adalah pula sumber mentjari mangsa. Kantor tersebut hanja mempermudahkan orang-orang Djepang memperoleh tenaga-tenaga romusha jang memang sangat diperlukannja. Bangsa Indonesia terdjebak, dikirim kepelosok-pelosok mentjari maut. Demikianlah pada masa lampau, masa Belanda atau masa Djepang ,,,Kantor Penempatan Tenaga" mereka adalah bunga jang tak bermadu, ataupun bunga bermadu jang mengandung ratjun.

 Zaman mulai kemerdekaan Indonesia didirikan Kantor Penempatan Tenaga. Sekali ini ia didirikan oleh dan untuk bangsa sendiri , jang melajani bangsa sendiri dan jang dilajanipun bangsa sendiri pula. Sudah dilihat dan diraba oleh Pemerintah akan penting dan faedahnja kantor ini didirikan. Ini ,,statika", soal ,,dinamika" nja bergantung dengan suasana dan perkembangan-perkembangan jang melingkari sekitar berdirinja.

 Setelah selesai revolusi banjak sekali tenaga-tenaga penganggur jang bergelandangan tidak mempunjai mata pentjaharian tertentu. Kekantor inilah mereka

279