Halaman:Kalimantan.pdf/182

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

maupun crediet cooperatie. Melihat kepentingan-kepentingan itu jang harus mendapat bimbingan dan saluran sebagaimana mestinja , maka oleh jang berwadjib ketika itu didirikan ,,Kantoor voor Cooperatie en Binnenlandsche Handel" di Bandjarmasin. Sedang dikota-kota seperti Pontianak, Balikpapan dan Samarinda dibentuk tjabang-tjabangnja.


Sedjak saat itu pulalah adanja koperasi didaerah Kalimantan mulai mempergunakan dasar-dasar jang dapat mendjamin kehidupannja, jang setjara tidak langsung mendapat bimbingan dari badan koperasi Pemerintah. Diseluruh Kalimantan telah terdapat kurang-lebih 20 badan-badan koperasi, sekalipun kemadjuannja belum dapat dibandingkan dengan koperasi jang ada di Djawa, tetapi keinsjafan tentang faedahnja sudah dapat dirasakan oleh masjarakat. Koperasi ,,Parindra" banjak terdapat dibagian Kalimantan Barat, sedang di Kalimantan Selatan, malahan ada Bank Koperasi „ Pensiun " jang didirikan didaerah Bandjarmasin dan Hulu Sungai, serta Bank Koperasi ,,Murni " di Kandangan.


Dengan demikian , maka didaerah Kalimantan Selatan terdapat 5 buah badan koperasi jang lantjar dan baik susunan organisasinja, sehingga diantaranja telah mendapat pengakuan dari Pemerintah, sebagai badan hukum jang mempunjai ,,rechtspersoon" , jaitu Bank Koperasi „ Pensiun " dan Bank Koperasi „ Murni”. Melihat perkembangan koperasi-koperasi tersebut, jang dapat menjaingi tokotoko bangsa asing, Belanda , Arab dan Tionghoa , maka dalam tahun 1941 kedua bank koperasi itu menemui kesulitan-kesulitan, terutama karena mendapat rintangan dan tekanan dari pemerintah kolonial Belanda , jang tidak senang melihat pertumbuhan koperasi -koperasi rakjat itu.


Kechawatiran pemerintah Belanda memang beralasan, karena dibelakang koperasi itu, bersembunji partai-partai politik jang selalu mendorongnja , jang mempunjai politik tertentu, terutama untuk menginsjafkan kepada seluruh anggautanja supaja lebih mengutamakan usaha-usaha nasional. Tumbuhnja koperasi itu sedjalan dengan tumbuhnja nasionalisme Indonesia didaerah Kalimantan, dan djustru karena inilah Belanda berusaha untuk merintanginja, karena melihat, bahwa nasionalisme Indonesia sebagai momok diwaktu siang hari.


Dalam zaman Djepang koperasi-koperasi jang telah ada terpaksa untuk sementara waktu dibekukan, dan diatas keruntuhan koperasi itu dibangunkan Djepang badan-badan „,Kumiai “ , suatu badan jang menjelenggarakan pembagian bahan makanan , baik untuk para pegawai, maupun untuk tentera Djepang sendiri. Pertumbuhan koperasi dalam zaman Djepang , sekalipun dengan nama ..Kumiai" dapat hidup lebih pesat dari zaman Belanda, asal sadja tidak bertentangan dengan kemauan-kemauan Djepang dalam menjelenggarakan pembagian bahan-bahan pakaian dan makanan. Perbedaan sikap Belanda dan Djepang amat berlainan, karena Djepang tidak merasa chawatir melihat kesedaran nasionalisme Indonesia, asal kepentingan perangnja tidak mendapat rintangan, sedang Belanda sebaliknja.


Mendjelang tahun 1946, jaitu setelah Belanda dapat menguasai daerah Kalimantan, maka sifat dan tudjuan dari koperasi rakjat amat berubah, terutama disesuaikan dengan keadaan dan waktu . Badan-badan koperasi dilandjutkan kembali dengan dasar dan tudjuan untuk memberi bantuan kepada perdjuangan rakjat, koperasi rakjat jang semata-mata ditudjukan untuk membantu perdju-

178