Halaman:Kalimantan.pdf/183

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

angan, bersifat memudahkan pemasukan dan pembagian bahan-bahan makanan kepada kaum gerilja, sedang sentimen terhadap usaha-usaha bangsa asing mendjadi tudjuan tertentu. Tetapi koperasi jang demikian sifatnja amat sukar untuk mempertahankan hidupnja, karena selalu mendapat pukulan dari pihak militer Belanda, jaitu dengan djalan tidak memberikan pembagian kepada warung-warung jang ditjurigai.

Seluruh badan-badan koperasi di Kalimantan diawasi oleh pihak Belanda, dan karena itu Belanda membuat garis pemisahan antara koperasi dalam arti jang sesungguhnja, koperasi jang membantu perdjuangan kaum gerilja. Sudah barang tentu koperasi jang pertama mendapat pembagian barang-barang dari badan distribusi Belanda, sedang koperasi gerilja digentjetnja. Sementara itu Belanda telah mendirikan kantor Koperasi dalam tahun 1947, disemua kota besar di Kalimantan. Diantara sedjumlah koperasi, maka hanja Bank Koperasi „Perpindo" jang mendapat „rechtspersoon" jang ada di Kandangan.

Setelah penjerahan kedaulatan , maka perkembangan koperasi ada dalam tingkat kemadjuannja, karena mendapat pimpinan dari Djawatan Koperasi jang dibentuk disetiap ibu-kota kabupaten diseluruh Kalimantan. Perkembangan koperasi tumbuh dengan pesatnja, laksana djamur dimusim hudjan, beribu djumlahnja, karena disetiap kampung paling sedikit ada dua atau tiga badan koperasi. Hanja sajangnja koperasi ini tidak mendapat asuhan jang selajaknja dari pimpinannja, kurang sempurna organisasinja, terpaksa hidup dengan senin-kemis, dan dalam hal ini Djawatan Koperasi tidak dapat membiarkan pertumbuhan jang seakan-akan dipaksakan itu. Oleh karena itu oleh Djawatan Koperasi diambil tindakan pembersihan, penjelidikan, supaja modal jang telah diberikan Pemerintah kepada badan-badan koperasi itu, tidak dipergunakan untuk keperluan lain.

Untuk lebih mengetahui tentang koperasi di Kalimantan baiklah diterangkan sedjak berdirinja, jaitu antara tahun 1932—1935 hanja ada satu koperasi. Tahun 1936-1939 ada dua buah koperasi. Selandjutnja dalam tahun 1938 sampai 1945 tertjatat lima buah koperasi, jang beranggauta 526 orang uang simpanannja berdjumlah ƒ. 9.232.47 . Tahun 1946 ada 6 buah koperasi dengan anggauta 552 orang, simpanan uang ƒ 9.429,97. Demikian djuga dalam 1947 tertjatat 11 koperasi dengan anggauta 835 orang sedang uang simpanannja ada ƒ. 12.086,71. Dalam tahun 1948 djumlah koperasi lebih meningkat, jaitu mentjapai angka 42 buah koperasi, dengan anggauta 1188 orang, sedang uang simpanannja sebanjak ƒ. 26.997,56. Selandjutnja dalam tahun 1949, terdapat 182 buah koperasi, dengan anggauta 31.143 orang dengan djumlah simpanan ƒ. 831.282,08.

Mendjelang penjerahan kedaulatan, jaitu dalam tahun 1950 terdapat 814 badan koperasi, dengan anggauta 108.267 orang, sedang simpanan uangnja sedjumlah R. 1.657.990,22. Bahkan dalam tahun 1951 terdapat 1.081 badan koperasi, dengan djumlah anggauta 112.761 orang, dan uang simpanannja berdjumlah R. 5.653.043,83. Tetapi dalam tahun 1952 djumlah itu agak turun, dan hanja terdapat 413 badan koperasi dengan djumlah anggauta 53.894 orang, sedang djumlah uang simpanannja R. 3.655.312,25.

Walaupun angka-angka dalam tahun 1952 menundjukkan angka-angka jang menurun, tapi dalam perkembangan selandjutnja, selaras dengan bertambah banjaknja peralatan dari Djawatan Koperasi, misalnja dengan penerangan-

179