Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/77

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

bertukar.

“Ini, nih, kamarmu. Ibu sudah merapikannya tadi pagi.

Kelihatan lebih nyaman, kan? Nikmati saja, ya. Abang mau pergi dulu.”

Seiring dengan berlalunya Tio, Laurin hanya duduk melamun, tenggelam dalam pikirannya. Kenyataan bahwa ia tidak bisa lagi memainkan alunan musik nan selaras dan indah membuatnya semakin terpuruk dalam kesedihan. Ia meraba jemari tangan kanannya di balik perban putih. “Sekarang kalian tidak bisa kugunakan lagi,” ujarnya sedih. Isakan tangisnya mulai terdengar. Sampai saat ini, ia belum bisa menerima bahwa dirinya cacat akibat kecelakaan mobil yang ia alami lebih kurang tiga minggu lalu. Mobil yang mengantarnya ke gedung tempat ia akan menggelar konser, tiba-tiba tergelincir melewati tikungan tajam sehingga arah dan kecepatan mobil tak terkendali. Tangan kanannya berusaha menggapai pegangan pintu dan membukanya. Tetapi malang, pintu kembali menutup dengan keras menjepit Jari-jarinya, yang diiringi pekik tangis menggema menahan pedih hingga kepalanya membentur sebuah benda runcing dan ia pun pingsan.

Peristiwa naas itu meninggalkan trauma berat dalam hidup Laurin. Kerusakan pada tulang dan jaringan saraf yang Putus menyebabkan kelumpuhan pada sebelah tangannya. Jemarinya yang dulunya panjang, kelihatan kokoh dan kuat, Sekarang tinggal jemari yang menjuntai, tidak lagi peka terhadap apa pun, terasa lembek di setiap buku-bukunya. Di USia yang masih belia, wajarlah jika Laurin tidak dapat Menerima cacat fisik yang dideritanya. Perjalanan hidupnya masih panjang. Tak terbayang bahwa ia akan bermain piano dengan satu tangan. Itu tidaklah cukup. Simfoninya tidak akan terdengar sempurna. Hal itu pun berarti ia harus Memulai dari awal lagi.

Bagi Laurin, piano merupakan bagian terpenting dalam hidupnya. Sejak kecil ia telah lihai bermain piano karena ajaran ayahnya. Ketika ia mulai mengerti mengenal sangga Nada dan seluk-beluknya, Laurin pun belajar mengubah musik dan memainkannya tanpa kesulitan. Bakatnya itu semakin berkembang dengan menggelar konser di berbagai

65