Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/68

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Gue mau kotak musik yang loe jual kotak, gue tawarkan 1 kotak musik 1 juta.”

Hesni bertambah kaget, masa satu kotak musik harganya sampai 1 juta, gue nggak lagi mimpi, nich.

“Hai Hes, apa kita jadi beli kotak musik?”

Hesni yang sedang kebingungan kaget mendengar suara Danang.

“Hmm nggak usah, dech, gue tiba-tiba jadi pusing, nich.”

“Pusing? Emangnya loe kenapa? Sakit?”

“Nggak gue heran aja, setelah baca SMS dari teman loe, masa satu kotak ia berani bayar 1 juta.”

“1 juta, mana handphone gue, biar langsung gue antarin.

Danang langsung merebut HP dari tangan Hesri. Hesni terheran-heran melihat wajah Danang yang berubah seketika.

Lho, kok loe bingung, ayo balas, dong, SMS-nya, kalau loe terima bayaran itu.”

Gue nggak bingung, kok.”

Gue heran, dech, sebenamya kotak musik itu mengandung arti apa, sich.”

Hesni memberanikan diri untuk bertanya walaupun ia merasa berat hati untuk ikut campur masalah pribadi Danang-

“Suatu saat nanti loe pasti akan tahu,” Danang menjawab dengan gugup.

“Oh, ya, Nang, kalau gue boleh tahu, nich, kenapa sich loe harus menjual koleksian loe, emangnya duit dari hasil kotak musik yang udah loe jual tuh buat apaan, sich.”

“Buat biaya sekolah gue dan adik gue.”

Emangnya bo-nyok loe nggak peduli dengan pendidikan dan masa depan kalian?”

Bo-nyok gue udah dipanggil semenjak dua tahun yang lalu.”

Sorry, yach, Nang, bukan maksud gue...”

“Ah, nggak apa-apa, kok, sekarang gue antar loe pulang, yach, rencana untuk ke rumah gue diundur aja, sebab mesti cepat-cepat anterin pesanan teman gue dulu.”

Di sekolah terdengar suara Deva memanggilku.

“Hai Hes, ke mana aja loe kemarin, ditelepon ke HP loe nggak aktif, ditelepon ke rumah, pembantu loe bilang loe

56