Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/67

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Ketagihan..., ngaco loe.

“Kalau loe nggak percaya ntar sore, loe jadi kan pergi bareng ama gue ke tempat yang biasanya gue ngasihkan bingkisan ini buat teman-teman gue.”

“Ya, jadi lah.”

Ternyata sepulang sekolah Danang benar-benar menepati janjinya.

Loe mau ke rumah gue dulu apa mau nemanin gue cari kotak musik.”

“Cari kotak musik dulu, dech, lagian hari ini kita pulang cepat.”

Emangnya kalau pulang agak kemalaman ortu loe nggak marah?”

"Ortu gue tadi pergi ke luar kota, paling cepat mereka pulang satu minggu lagi.”

"Kalau gitu, loe mau kan nemanin gue nganterin kotak musik ini ke tempat gue nongkrong.”

"Oh..., nggak apa-apa, kok, daripada gue bengong sendirian di rumah lebih baik gue jalan bareng ama loe.”

Hesni dan Danang berangkat dengan mobil. Hesni terkejut melihat 10 kotak musik.

"Itu buat siapa sich, kok banyak banget.”

“Oh, itu buat teman-teman gue.”

“Jadi, loe selama ini repot-repot cari kotak musik hanya buat teman, emangnya loe dibayar berapa? Sampai-sampai waktu luang loe hanya cari kotak musik doang.”

“Rp100. 000/Rp200. 000 atau sampai Rp400.000.”

"Ha... loe bercandakan...? Masa, sich, kotak musik yang loe beli dengan puluhan ribu dibeli lagi sampai harga ratusan ribu, ah, nggak mungkin.”

Loe nggak percaya lihat aja nanti, loe pasti kaget, dech, gue jamin, dech

Semua yang dikatakan Danang itu benar, Hesni sangat keheranan dan aneh, sebenarnya di balik kotak musik itu ada apa sich. Hesni yang lagi keheranan memikirkan kotak musik, dikejutkan oleh suara handphone Danang yang berbunyi. Hesni memberanikan diri untuk membaca SMS yang dikirimkan seseorang yang tak dikenalnya.

55