Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/66

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

“Maaf, yach!! Itu juga bukan, tuch.”

Hesni tidak bosan-bosannya mencarikan kotak musik buat Danang. Tapi, satu pun tidak ada yang sesuai dengan selera Danang.

Sorry, ya, Hes, bukan gue nggak menghargai bantuan loe, tapi gue lagi cari kotak musik yang ada kuncinya.”

“Kalau gue boleh tahu, mengapa harus pakai kunci?”

Yach..., selera gue memang aneh, tapi teman gue suka dengan keanehan gue itu.”

“Gimana kalau kita ke toko lain, mungkin saja di sana ada.”

“Oh..., nggak usah repot-repot Hes, di rumah gue masih banyak, kok.”

“Masih banyak, kok, loe mau beli lagi, apa nggak mubazir...?”

“Dibilang mubazir, nggak juga, tuch, lagian gue suka, kok, ngoleksi kotak musik.”

“Kapan-kapan boleh nggak gue ke rumah loe.”

“Ke rumah gue? ngapain...?”

Yach..., mungkin juga gue tertarik dengan koleksian yang loe pertahankan. Kalau loe nggak keberatan gue pengen beli koleksian loe, boleh, yach Nang... satu... aja.”

“Beli...? Nggak salah, nich, loe, kan, teman gue, loe boleh ambil aja, kok, besok pulang sekolah loe minta izin dulu sama ortu loe, kalau loe pulangnya telat, besok loe boleh ambil berapa saja yang loe mau.”

“Oh ya, Nang, mengapa, sich harus kotak musik, apa loe nggak ada berfikir untuk ngasih kado yang lain buat teman-teman loe.”

“Pilihan lain, maksud loe apa, sich, gue nggak ngerti sama sekali yang loe bilang ke gue.”

“Maksud gue, apa loe nggak pengen ngasih kado yang lebih menarik atau yang berbeda dari sebelumnya, misalnya boneka, atau juga bisa perhiasan, agar teman loe nggak merasa bosan, kan nggak masalah tuh kalau sekali-kali berbeda dari yang sebelumnya.”

“Kalau masalah bosan gue rasa nggak, tuh, malahan teman gue ketagihan dengan apa yang gue berikan kepada mereka”

54