Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/65

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

“I.. dih, lo matre amat sich...”

Deva dan Hesni yang lagi memperhatikan Danang terkejut ketika mereka melihat kotak musik yang dibeli Danang tidak hanya satu, tapi sekaligus lima kotak musik, aneh.

Kira-kira pkl. 09.00 WIB polisi masuk ke tiap-tiap kelas dan polisi pun melangkah menuju kelas Deva diiringi oleh guru Fisika.

“Anak-anak semua, harap berdiri karena di sekolah kita dicurigai ada pengedar obat-obat terlarang. Jadi, kalian tidak boleh mengeluarkan sesuatu dari dalam tas kalian.”

“Baiklah, Pak, silakan periksa tas anak-anak di dalam kelas ini.”

Semua murid di kelas saling memandang satu sama lain dan di tas Danang ditemukan sebuah bingkisan, Polisi pun bertanya pada Danang.

“Maaf, Dek, saya terpaksa membuka bingkisan ini.”

“Maaf, Pak, itu kado buat teman saya yang lagi berulang tahun.”

“Tapi, maaf, Dek, saya terpaksa membuka bingkisan ini.”

“Silakan Pak.”

Polisi pun mulai membuka bingkisan tersebut, ternyata isinya hanya kotak musik. Semua anak-anak di kelas bersorak pada Danang.

“Uu... dasar nggak bermodal, pacar ultah, hadiahnya cuma kotak musik, nggak salah, tuh..,. tampang keren modal kering.”

Di tempat yang sama, Hesni melihat Danang lagi sedang memilih kotak musik. Tapi, hari ini Danang kelihatan bingung memilih kotak musik. Hesni pun menghampiri Danang.

“Hai lagi cari apa, sich...? Kalau boleh nebak pasti lagi cari kado buat pacar, yach.”

"Ummm..., nggak, kok, gue lagi cari kotak musik buat teman.”

“Oh, kalau gitu, biar gue tolongin, yach.”

“Boleh.”

“Nah, ini pasti cantik, dech, buat teman spesial loe.”

“Hmmm..., cantik, sich, cantik, tapi gue nggak suka.”

“Gimana kalau ini?”