Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/56

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

“Saya, Raiz, ingin sedikit bercerita. Saya takut, calon istri saya nantinya tidak ikhlas mencintai saya karena saya bukan cintanya. Sebab dalam karya Fadwa Tugan, seorang penyair wanita Palestina, memaparkan bahwa seorang perempuan akan sulit menukarkan cintanya dengan apa pun. Saya takut, istri saya nanti takkan menukarkan cinta masa lalunya dengan cinta masa sekarang. Saya pun cemas, nantinya tak dapat membahagiakannya setulus hati saya karena sesungguhnya, saya mencintai dia dengan setulus hati saya. Sekian tahun saya menanti hari ini. Menyembunyikan cinta itu sangat menyakitkan. Tapi, kini semua akan kuungkapkan. Adinda, bersediakah kau menjadi belahan jiwaku?”

Semua diam, tak satu suara pun menjawab. Aku tertunduk, tapi sejuk. Ikhlasku telah membunuh resah dalam jiwa.

“Jauza A'tima Hubban Aziz, aku mencintaimu karena Allah, kumohon jawablah.”

Keterangan:

  1. ukhti: saudara perempuan (bahasa Arab)
  2. Teu jelas oge ma abdi: kurang jelas juga sama saya
  3. Saha mau ka abdi?: siapa yang mau sama saya?
  4. Kumaha teh?: bagaimana, sih?
  5. Teu, engke abdi pangmersekeun ka Aa' Raiz: tidak, nanti saya kirimin ke Kak Raiz
  6. Uni: kakak perempuan (bahasa Minangkabau)
  7. Wan: paman (bahasa Minangkabau)
  8. Ikhwan: saudara/sahabat laki-laki