Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/55

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

kahan. Di situ tertulis tiga pasang inisial. G&R (Gibran dan Raiqha, pastinya), R&J, dan R&N. Aku yakin. J itu adalah inisialku. Tapi, siapa yang berinisial R? Rafli atau Raiz?

Semua duduk berhadap-hadapan. Aku duduk di antara Naisa dan uniku. Di depanku Rafli. Diakah calon suamiku? Di depan Naisha duduk bersila Raiz. Ya Rabb, akankah hati ini ikhlas?. Tiba-tiba ponselku berdering. Ini dari Teteh Nailul.

"Ada apa, Teh?”

"Jauza, mengapa gak cerita, kalau kamu begitu mencintai Raiz? sekarang kamu harus kehilangan dia karena sebenarnya laki-laki yang hendak kami jodohkan denganmu itu adalah Raiz."

Hatiku terbakar, kamarku yang dingin menjadi panas neraka.

"Dan, kini Kaiz akan dijodohkan oleh orang tua angkatnya di Padang."

"Aku tahu, dia dijodohkan dengan sahabatku, Naisha. Aku hanya bimbang dan takut waktu itu. Andaikan aku tahu dia adalah Raizku, hari ini takkan kutukarkan cintanya dengan Kafli."

"Sebelumnya kami mohon maaf karena tidak bisa mewujudkan keinginanmu. Berusahalah untuk ikhlas karena sesungguhnya keikhlasan akan membawamu kepada kebabagiaan."

Aku hancur, semua sudah sirna. Aku berjalan ke bawah. Semua mata melihatku dan bertanya ada apa. Tapi, aku hanya diam dan duduk di tempatku semula.

"Baiklah, sepertinya acara tunangan ini sudah bisa dimulai karena ketiga pasangan kita sudah hadir," suara Wan Aszhir memulai acara.

"Saya, Gibran, mengikhlaskan hati untuk mencintai Raiqha dengan sepenuh hati. Apakah kau juga akan mencintaiku sepenuh hatimu, Dik?"

"Saya, Raiqha, dengan setulus hati akan menerimamu menjadi pendampingku."

Semua mengucap hamdalah, seketika terjadilah ikatan pada diri mereka, ikatan sebagai calon mempelai. Selanjutnya adalah pedibiku, hatiku sesaat sejuk, rasanya semua sudah tetikhlaskan.