Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/30

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

tidak menyukai pekerjaan bapaknya.

Ia tidak pernah memaksa Gugum untuk menjadi penyair, seperti dirinya. Biarjadi orang terpelajar saja mengikuti sang ibu. Tapi, siapa sangka anaknya tidak pernah bangga akan pekerjaannya. Sesungguhnya ia menyadari bahwa pertanyaan anaknya tidak dimaksudkan untuk membuatnya sedih. Itu hanyalah pertanyaan polos dari remaja masa kini yang selalu apa adanya. Namun, tak terhindarkan lagi, jiwa seniman yang dikaruniai Sang Pencipta, membuat ia menjadi lebih sensitif.

Dengan menghela napas panjang, ia coba juga menanggapi pertanyaan Gumilang—penuh bintang—Gemintang, “Apa kamu merasa begitu kekurangan, Nak, sehingga mempertanyakan hal itu?” Menjawab pertanyaan dengan pertanyaan merupakan senjata ampuh baginya untuk menghindar dari pertanyaan yang tidak ingin ja jawab. Harus bilang apa, jelas, tidak mungkin ia meninggalkan profesinya saat ini. Karena telah lama sajak dan puisi menjadi bagian tak terpisahkan dalam dirinya.

“Ah, tidak. Hanya saja kulihat Bapak terlalu lelah untuk melakukan pekerjaan yang demikian terus-menerus.” Tak berani menatap mata bapaknya, Gumilang seolah sibuk mengemasi buku-buku pelajaran di pojok ruang makan mungil itu. Karena tidak sanggup-tepatnya tidak berani mengungkapkan alasan yang sebenarnya bahwa ia merasa lelah dipandang sebelah mata oleh teman-temannya.

“Pak, aku berangkat dulu. Nanti terlambat, assalamualaikum!” Gumilang berlalu sembari mencium tangan bapaknya. Sebelum sempat menjawab salam anaknya, Gumilang telah pergi dari hadapannya. Ia biarkan saja kata- kata tersendat di ujung lidahnya. Dari jendela, ia hanya dapat mengamati punggung anaknya menyandang ransel yang kini kian usang.

“Berhati-hatilah, Anakku, kelak ketika bintangmu redup, kau yang akan menentukan sendiri ke mana arah kakimu menapak,” bisiknya dalam hati.

Panas kian garang saja, namun pepohonan mahoni mampu menaungi perjalanan Gumilang ke sebuah toko buku, 300 meter dari sekolahnya. Gumilang lumayan sering ke toko buku walaupun sangat jarang membeli, sekadar membaca

18