Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/27

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

mungkin tubuhku sudah habis digigiti nyamuk-nyamuk nakal yang berkeliaran di sana sini. Kecantikanku akan berkurang, jika dihiasi dengan bercak-berack merah di sekitar tubuh, terutama wajahku yang mulus ini.

Aku teringat akan teman sekelasku yang terkena demam berdarah! Dulu kecantikannya di atasku. Tapi, sekarang sudah berubah! Tubuh kurus disertai bekas-bekas gigitan nyamuk yang belum sempurna hilang. Alhasil, sainganku berkurang! Dan kuhitung-hitung, hanya beberapa orang yang tergolong cantik di sekolahku.

“Kus!” Panggilan keras Ibu terngiang di telingaku. Belum sempat sampai di kamar, aku sudah dihardik pula oleh Ibu. Terpaksa aku berbalik ke belakang.

“Kamu buang pesing dalam celana, ya?”

“Tidak!”

“Lihat di belakang!” aku berusaha menoleh ke belakang, melihat keadaan belakang rokku. Karena terlalu susah, aku memilih jalan lain yang lebih cepat dan tepat. Merunduk dan melihat dari depan!

“Ahhh, mungkin ini pesing tadi pagi!” Jawabku.

“Kamu buang pesing di sini?”

“Iya! Kus pikir, airnya akan kering setelah Kus pulang.melihat Nyatanya, masih tinggal sedikit! He he he...,” aku teringat akan pemuda yang bertemu denganku di tengah perjalanan tadi, Apa mungkin dia menertawakan rokku yang basah? Ah, tidak mungkin. Dia cuma terpesona dengan kecantikanku.

“Kamu benar-benar, Kus! Mungkin ini yang bau pesing dari tadi.”

“Daripada ditahan, kan sakit perut, Bu! Apalagi, Kussu dah ingin berangkat sekolah! Tak ada waktu untuk ke kali, jauh dari rumah.”

“Sudah, ganti baju, sana!”

“Iya! Iya!" aku berlalu dari hadapan Ibu yang geleng-geleng kepala melihat tingkahku. Sebelum sampai di dalam kamar, kembali kurasakan sesuatu mengalir dari alat kelaminku.


15