Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/25

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

bisa dimakan, Ibu pasti masakan untuk kamu!”

Aku tersenyum kecut seraya mengangguk ke arah Ibu. Perubahan yang kuharapkan, tak kan terlaksana. Wanita cantik, sepertiku hanya makan itu setiap hari. Bagaimana kata orang nantinya? Hhh, benar-benar reputasiku akan turun!

“Kus ke kamar dulu Bu!”

“Eh, Kus, tadi ada anak bujang mencari kamu!”

“Anak Bujang? Siapa, Bu?”

“Ah, mana Ibu tahu!”

“Siapa ya?”

“Ini Kus, dia titip buku ini!” Ibu memberikan beberapa buah buku tebal tepat ke tanganku. Sedikit ada tekanan ketika buku-buku itu jatuh di atas telapak tanganku.

Kulihat tulisan yang tertera di kulit luarnya. “Jujur Labano,” dia adalah teman sekelasku. Ooooh, aku tahu, dia pasti menjadikan tugas ini sebagai alasan untuk bisa ke rumahku.

Jujur adalah salah satu penggemar wajah cantikku. Setiap pertukaran jam belajar, bahkan setiap kali guru-guru mengajar, dia selalu menyempatkan diri menghampiri tempat aku duduk. Alasannya, paling cuma minta tolong dibuatkan tugasnya yang sudah setumpuk! Tapi, aku tahu, itu cuma alasan jejaka, sepertinya untuk mendekati wanita cantik. Banyak juga yang minta tolong kepadaku, seperti Jujur! Alasannya seribu satu, tapi yang aku tahu itu cuma alasan belaka untuk mendekatiku. Susah juga, sih, jadi wanita yang mempunyai banyak kelebihan sepertiku. Dalam belajar pun, masih sernpat dilirik!

“Dari lusa kemarin, banyak sekali yang mencarimu, Kus, dan semuanya laki-laki!” Ibu mempertanyakan sesuatu yang buatku sa ngat mudah untuk dijawab. Mana mungkin wanita yang mencariku, mereka sudah terbakar cemburu karena laki- laki semua minta tolong kepadaku untuk membuatkan tugas-tugasnya!

“Ya, Ibu harus mengerti! Semua itu cuma alasan untuk lebih dekat denganku.”

“Kus..., kamu ini sebenarnya cantik, tapi Tuhan tak menghendaki!”


13