Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/183

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

PEREMPUAN DENGAN SENYUM WAKTU

Deddy Arsya

IAIN Imam Bonjol Padang

WALAU sudah begitu letih, Sanama tak juga bisa memejamkan mata. Selangkangnya masih menyisakan perih. Pandangannya mengawang-awang jauh menusuk-nusuk langit-langit kelambu, seperti ingin terbang. Sayatan biola melinturkan ruang di hatinya yang beku, yang tiba-tiba beku..., sendi-sendinya pun terasa remuk redam.

Ia pun kemudian terbang meninggalkan raganya yang telanjang: pikirannya melayang-layang tak jelas tujuan, seperti tak lagi mengenal waktu, tak lagi mengenal pijakan. Tapi anehnya, dengan pikiran yang tak tentu seperti ilu, ia berhasil mengerti alur cerita yang dibawakan si tukang kaba di luar sana. Suasana hati telah menggiringnya masuk ke dalam cerita.

Ia lalu berdiri dan melangkah menuju jendela. Ia mengintip keluar lewat lubang-lubang gorden. Belasan orang

171