Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/181

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

“Agar aku bisa menjadi pacar Rhicmond,” jawabku tanpa pikir panjang.

“Ingat pacaran itu mendekati zina bagi manusia,” dia membuatku sedikit garang.

“Ya, sudah, semoga aku bisa menjadi istrinya kelak,” jawabku. Kali ini dia tersenyum ramah.

“Tidak semua yang kau lihat baik itu baik,” ungkapnya. Aku mengernyitkan dahiku, dia memperhatikanku.

“Jadilah dirimu sendiri,” ungkapnya seakan-akan bisa membaca pikiranku. Lalu, dia segera pergi. Kuperhatikan dirinya yang semakin jauh, jauh, danjauh. Dia lenyap ditelan jalanan.

“Jadilah diri sendiri,” aku mengulang-ulang kata-katanya. Kutelan kata-kata itu. Apa maksud Pak Haji? Memang, dia suka memberi teka-teki yang tak butuh jawaban. Hanya, kali ini aku tak bisa memahami perkataanya.

Kembali kucerna kata-kata itu, jadi diri sendiri, mmm, mungkin maksudnya aku tetap menjadi seorang kucing. Aku berusaha mengingat pembicaraan tadi. Tak semua yang kau Lihat baik itu baik. O...ow, apa manusia itu mempunyai kekurangan? Apa kekurangannya? Oh, Tuhan, tolong tunjuki aku. Izinkan aku melihat kekurangan manusia.

Kudengar suara seorang ibu di depanku. Mataku refleks menatapnya. Aku perhatikan dia yang terus berteriak sambil menunjuk sebuah tas yang dibawa lari oleh seorang pemuda. Rhicmond bilang, orang itu diberi gelar pencopet. Itu pekerjaan yang paling jelek di mata Rhicmond. Hanyakah itu yang disebut kekurangan manusia?

Aku terus berjalan dan berjalan, lagi-lagi aku mendengar pekikan seseorang. Kucari sumber suara. Di mana dia? Aku terus mencari sumber suara. Yap, sepertinya di gudang itu. Segera aku berlari kencang ke arah sana.

Kuintip, kutemukan seorang gadis yang berpakaian seksi dan seorang pemuda yang sedang menikmati kemolekan tubuh gadis itu. Gadis itu meronta-ronta meminta pertolongan, Haruskah aku menolong gadis itu?

Tunggu dulu, aku harus tahu sebabnya. Kembali aku bermain dengan alam pikiranku. Lalu, kacoba memperhatikan cewek itu. Dia memakai rok setengali paha dan bait

169