Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/16

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Aku melihat nenek duduk di belakang mesin jahitnya yang menghadap ke sebuah potret yang tergantung di dinding. Potret itu, potret kakek yang meninggal 25 tahun yang Jalu. Nenek memandangi potret itu, raut wajahnya sedih, dan air mukanya kelihatan murung sekali, seakan nenek sedang bercerita pada potret itu bahwa bakiaknya hilang.

“Lihat, Nek! Apa yang saya bawakan untuk Nenek!”

Nenek terkesiap, namun diambilnya juga bungkusan itu dari tanganku. Nenek membukanya. Aku menunggu reaksi nenek setelah melihat bakiak baru itu. Nenek memegang bakiak itu sejenak, lalu diletakkan begitu saja di atas mesin jahit. Raut mukanya tidak berubah sedikit pun, Masih tetap sedih dan pandangannya kosong, menerawang ke luar.

“Nenek tidak membutuhkan bakiak ini. Berikan saja kepada ibumu, mungkin ibumu membutuhkannya!”

“Tapi, saya membeli bakiak ini untuk Nenek.”

“Bakiak itu tidak bisa diganti walau dengan apa pun. Kau tidak tahu sejarah bakiak itu.”

“Sejarah bakiak?”

“Ya, bakiak itu sangat bersejarah bagi kehidupan Nenek dan mendiang Kakekmu.”

Nenek tambah menerawang, tapi kali ini pandangannya tidak kosong. Ia seperti membuka gudang waktunya yang telah tertumpuk sekian tahun. Gudang waktu yang selama ini tidak pernah ia sentuh Jagi hingga telah berkabut dan berdebu. Dan, kinilah saatnya membersihkan debu itu karena ia merasa mungkin saat inilah satu-satunya kesempatan membuka gudang itu dan membersihkannya.

Setelah gudang itu bersih, mungkin ia akan tenang menanti harinya. Ia juga yakin cucunya ini dapat menjaganya dengan baik dan dapat pula membersihkannya setiap debu mulai memenuhi sudut gudangnya itu.

“Bakiak itu adalah mas kawin Kakekmu saat mempersunting Nenek. Kakekmu melamar Nenek di pengungsian saat negeri ini sedang bergejolak waktu PRRI dulu. Waktu itu bakiak termasuk barang yang sangat berharga, jadi Nenek dapat berbangga atas mas kawinnya. Bakiak itu didapat oleh Kakekmu saat ia berhasil menyelundup ke kota.

4