Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/152

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

MENDUNG DI RUMAH GADANG

Ria Febrina

SMA N 1 Padang

“MASALAH ini sebenarnya kecil, Tuk. Hitungan menit saja mungkin bisa diselesaikan. Hanya saja yang ingin saya tegaskan, di mana rasa bersalah dan tanggung jawab dia sebagai kakak?” suara napas itu terdengar memburu, marah.

“Yang saya tahu, adat Minang sangat menjunjung tinggi harga diri. Kalau benar dipatagak, kalau salah diperbaiki. Semua kita tahu, kan, kakak sangat salah menilai istri saya. Terlalu mengada-ada cara pandangnya. Seharusnya dia malu berkata seperti itu, apalagi kepada iparnya,” ujar Mak Idai, mamakku, mengomentari masalah yang terjadi, tetap sambil melengah mengalih pandang dari tatapan Ibu.

Ia kelihatan sangat marah. Terlihat dari sikap duduknya di depan bilik tengah rumah gadang, ongkang kaki, menyiratkan ketidaksopanan.140